Akademisi: GPDRR momentum perkuat program mitigasi bencana

Momentum untuk menunjukkan langkah Indonesia dalam pencegahan bencana

ANTARA/Wahyu Putro A
Director General for Displacement, Crisis Prevention and Civil Society, Federal Ministry for Economic Cooperation and Development Jerman Jochen Steinhilber (kiri), Special Adviser to the UN Secretary-General on Climate Action and Assistant Secretary-General for the Climate Action Team, Executive Office of the Secretary-General United Nations Selwin Hart (kedua kiri), Director Australian National University, Institute for Climate, Energy and Disaster Solutions Mark Howden (kedua kanan) dan President Costa Rican Youth and Climate Change Network Natalia Gómez Solano menjadi pembicara dengan moderator jurnalis independen Andini Effendi (tengah) pada sesi panel Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Sesi tersebut mengangkat tema Strengthening Disaster and Climate Risk Governance at National and Local Levels for Accelerated Progress on SDGs.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Indra Permanajati mengatakan penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat program mitigasi bencana.


"Ini juga momentum untuk menunjukkan langkah Indonesia dalam pencegahan bencana," kata Indra di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (25/5/2022).

Koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut menambahkan bahwa langkah pasti Indonesia dalam pencegahan bencana bisa menjadi topik bersama dalam GPDRR."Program mitigasi Indonesia bisa menjadi model baik di Tanah Air maupun di tingkat global. Hal ini mengingat GPDRR merupakan pertemuan untuk berbagi pengalaman tentang kebencanaan," katanya.

Menurut Indra, pelaksanaan GPDRR sangat menarik mengingat masing-masing negara akan mengemukakan pengalamannya mulai dari upaya mengatasi bencana hingga tahap pemulihan bahkan tahap rehabilitasi."Dari berbagai diskusi tersebut tentunya akan menghasilkan semacam kesimpulan yang berbasis pengalaman, penelitian, simulasi bahkan validasi terhadap kasus bencana di dunia," katanya.

Dengan demikian diharapkan solusi dan upaya pengurangan risiko bencana sudah dibahasakan atau ditetapkan secara ilmiah dan terukur."Hal ini akan menjadikan program mitigasi khususnya di Tanah Air pada masa yang akan datang akan semakin baik dan fokus," katanya.

Sementara itu Indra menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam GPDRR diharapkan akan makin mendorong penanganan bencana yang melibatkan lima unsur dalam masyarakat yang disebut dengan pentahelix dan pengembangan teknologi serta IT.

Pentahelix dimaksud, kata dia, terdiri dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar dan media massa."Langkah tersebut juga akan mendorong konsep resiliensi yang akan dikembangkan di tengah masyarakat dengan melibatkan komponen psikologi masyarakat. Semoga acara GPDRR makin maju dan terukur dalam penanganan bencana ke depan," katanya.

Indra menambahkan, acara tersebut akan sangat bermanfaat bukan hanya bagi Indonesia tetapi untuk semua negara-negara di dunia yaitu terkait dengan cara penanggulangan bencana.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler