Hati-Hati, Ulasan Palsu di Toko Online Bisa Bikin Pembeli Pergi

Melihat ulasan produk salah satu cara pelanggan meyakinkan diri membeli barang.

.
Rep: Abah Konten Red: Retizen
Belanja online. Ilustrasi

Melihat ulasan produk menjadi salah satu metode populer yang kini mungkin digunakan mayoritas pengguna untuk meyakinkan keputusan mereka ketika berbelanja online. Penjual pun sangat menyadari ini. Sebab itu, tidak jarang dari mereka sampai rela mengeluarkan uang untuk menggunakan jasa pengulas demi dagangan mereka makin laris.


Namun, langkah itu ternyata bisa berdampak buruk. Terutama dalam jangka panjang.

Itu setidaknya berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan keamanan siber Kapersky baru baru ini.

Survei berbasis global ini mendapati bahwa 93% konsumen memang mengatakan ulasan online berdampak pada keputusan pembelian mereka. Sehingga tidak mengherankan jika ulasan palsu telah menjadi hal biasa.

Situasi ini mungkin bermanfaat bagi beberapa pelapak, tetapi dalam jangka panjang dapat membahayakan baik penjual maupun pasar yang mencantumkan produk.

Survei mengungkapkan bahwa 67% konsumen khawatir tentang kredibilitas ulasan. Sebanyak 54% di antaranya bakal meninggalkan pembelian mereka jika mereka mencurigai ulasan produk itu palsu.

Di beberapa negara, platform apa pun yang memungkinkan penempatan ulasan palsu juga dapat dituduh melanggar hukum konsumen oleh otoritas terkait.

Survei Kapersky ini tidak hanya membahas soal ulasan palsu di toko online. Mereka juga menyoroti efek disruptif akun palsu terhadap bisnis. Termasuk di media sosial. Dilaporkan bahwa tahun lalu Facebook menghapus 6,5 MM akun "buruk" dan, menurut beberapa perkiraan, hampir setengah dari akun di Instagram adalah palsu.

Akun palsu ini pun tidak hanya dialami di media sosial dan ritel online dan e-commerce. Bank, dan beberapa organisasi lainnya, juga berisiko.

Kapersky pun menyebut pemalsuan adalah sisi gelap dari anonimitas, keuntungan yang diberikan kepada kita oleh internet. Selama masih mudah untuk membuat akun palsu, penipu akan terus berusaha memanfaatkan kesempatan ini untuk keuntungan finansial atau untuk memanipulasi opini publik.

Untuk mengatasi hal ini, setiap platform digital dapat membuat penyesuaian untuk secara signifikan memperumit prosedur otentikasi. Namun, ini juga dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan menyebabkan potensi pengurangan pelanggan.

Metode lain yang digunakan untuk memusnahkan berbagai skema pemalsuan yang sedang naik daun adalah dengan menggunakan teknologi anti-penipuan. Kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan analitik prediktif memungkinkan untuk menemukan akun palsu dan perilaku mencurigakan. Solusi ini juga mampu membedakan yang palsu dari pengguna yang sah tanpa mempengaruhi kenyamanan fasilitas online.

Sumber: Kapersky

sumber : https://retizen.id/posts/144871/hati-hati-ulasan-palsu-di-toko-online-bisa-bikin-pembeli-pergi
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler