Pencegahan Hepatitis Akut Digencarkan dari Sekolah-Sekolah
Saat ini, kasus hepatitis akut di Kota Yogyakarta belum ditemukan pada anak.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus menggencarkan pencegahan hepatitis akut dari sekolah-sekolah. Khususnya dari jenjang pendidikan TK, SD hingga SMP.
Kepala Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SMP, Disdikpora Kota Yogyakarta, Hasyim mengatakan, pencegahan dilakukan salah satunya dengan sosialisasi secara masif terkait hepatitis akut di sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan bersama dengan dinas kesehatan.
"Kami mem-backup dan mendukung langkah-langkah yang dilakukan dinas kesehatan terkait pencegahan (hepatitis akut) di sekolah-sekolah," kata Hasyim kepada Republika melalui sambungan telepon, Kamis (26/5/2022).
Saat ini, kasus hepatitis akut di Kota Yogyakarta belum ditemukan pada anak. Meskipun begitu, Hasyim meminta agar pihak sekolah tetap waspada dan berhati-hati terhadap penyakit ini.
"Artinya, dengan kondisi dan informasi yang terus berkembang soal hepatitis akut itu, perlu kehati-hatian sekolah untuk menjaga anak-anak," ujar Hasyim.
Dinkes Kota Yogyakarta menyebut meminta agar sekolah-sekolah untuk waspada terkait hepatitis akut ini. Dinkes sendiri sudah memberikan surat edaran (SE) kepada sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hepatitis akut pada anak.
Sosialisasi dan edukasi terkait hepatitis ini juga digencarkan. Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Arumi Wulandari mengatakan, melalui SE tersebut disampaikan langkah-langkah pencegahan dan penanganan awal jika ada anak yang memiliki gejala hepatitis.
"Diharapkan sekolah meningkatkan kewaspadaan terutama untuk penyaringan dan deteksi dini dari gejala-gejala hepatitis," kata Arumi.
Pasalnya, saat ini pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan. Jika ditemukan adanya anak yang menderita gejala hepatitis atau tidak enak badan, diharapkan untuk segera dilaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.
"Sekolah kita harapkan aware dan kemudian melaporkanya kepada faskes di puskesmas sesuai wilayah sekolah. Jadi ada kewaspadaan dari kedua belah pihak, dari puskesmas juga memantau dan dari pihak sekolah juga aware kepada anak didiknya," ujar Arumi.