Respons Intervensi AS Soal Taiwan, China Gelar Patroli Kesiapan Tempur
Militer China mengaku menggelar latihan di sekitar Taiwan beberapa hari terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China mengatakan, pihaknya telah menggelar patroli kesiapan tempur di laut dan wilayah udara sekitar Taiwan. Kegiatan itu digelar merespons semakin beraninya Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi terkait isu Taiwan.
Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, latihan di sekitar Taiwan sudah digelar dalam beberapa hari terakhir. Mereka menyebut, kegiatan itu diperlukan untuk menanggapi apa yang digambarkannya sebagai "kolusi AS-Taiwan".
"Baru-baru ini, AS telah sering membuat langkah dalam masalah Taiwan, mengatakan satu hal dan melakukan hal lain, menghasut dukungan untuk pasukan kemerdekaan Taiwan, yang akan mendorong Taiwan ke dalam situasi berbahaya," kata Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China, dikutip laman Aljazirah, Rabu (1/6/2022).
Belum lama ini, Taiwan melaporkan insiden penyerobotan terbesar oleh jet tempur China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) mereka. Sebanyak 30 pesawat milik Negeri Tirai Bambu, mayoritas jet tempur, memasuki wilayah barat daya ADIZ.
Peristiwa penyerobotan itu berlangsung ketika Senator AS Tammy Duckworth mengunjungi Taiwan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, Beijing sudah mengajukan "protes" atas kunjungan Duckworth ke sana.
"Kami mendesak politisi AS yang relevan untuk sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu-China, dan segera menghentikan pertukaran resmi dengan Taiwan dalam bentuk apa pun serta menahan diri dari mengirim sinyal yang keliru kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan'," ujar Zhao dalam pengarahan pers pada Selasa (31/5/2022), dilaporkan Global Times.
Zhao menegaskan, China akan terus mengambil tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya. Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya siap mengerahkan kekuatan untuk membela Taiwan jika China menyerang wilayah tersebut.
Saat melakukan kunjungan ke Jepang dan menggelar konferensi pers bersama Perdana Menteri Fumio Kishida pada 23 Mei lalu, Biden ditanya media apakah AS siap membela jika Taiwan diserang. Biden menjawab, "Ya".
Biden mengatakan, itu adalah komitmen yang telah dibuat AS. "Kami setuju dengan kebijakan "Satu China", kami menandatanganinya. Tapi gagasan bahwa Taiwan dapat diambil dengan paksa tidak tepat," ujarnya.
Menurut Biden, jika Taiwan diambil paksa, hal itu bakal memicu "dislokasi" di seluruh kawasan. Ia menyebut, langkah tersebut akan menjadi tindakan lain yang serupa dengan Ukraina.
China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun, Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China.
Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang terseret ke dalam konfrontasi.