Survei: Prabowo-Puan Unggul, Soliditas PDIP Jadi Faktor Kunci

Prabowo-Puan meraih elektabilitas tertinggi di antara simulasi yang ada.

EPA/Barbara Walton
PDIP
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai-partai politik mulai menggulirkan usulan nama-nama yang bakal diusung sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden pada perhelatan demokrasi 2024 mendatang. Dukungan parpol dan koalisi sangat menentukan apakah nama-nama tersebut berhasil mendapat tiket.

Baca Juga


Lembaga survei News Indonesia Research & Consulting melakukan simulasi terhadap pasangan capres-cawapres. Hasilnya, Prabowo-Puan meraih elektabilitas tertinggi di antara simulasi yang ada.

Salah satu hal yang menarik, Puan tampak menjadi figur kunci dalam berbagai simulasi. Dukungan dari internal PDIP relatif lebih solid, membuat Puan memiliki posisi tawar cukup tinggi dalam menggalang koalisi.

Simulasi elektabilitas dalam Survei New Indonesia - (iatimewa)

“Pasangan Prabowo-Puan unggul dalam simulasi capres-cawapres, di mana soliditas PDIP menjadi faktor kunci,” ungkap Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Kamis (9/6/2022).

Terdapat empat macam simulasi dengan mempertimbangkan tingginya elektabilitas tokoh, peluang diusung menjadi capres ataupun cawapres, dan peta koalisi partai-partai yang berhak mengusung calon.

Dalam simulasi pertama, Prabowo-Puan unggul mutlak mencapai 50,3 persen ketika berhadapan dengan Ganjar-Airlangga (32,2 persen) dan Anies-AHY (15,9 persen), sedangkan sisanya 1,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

“Prabowo-Puan menikmati dukungan yang tinggi, dengan disangga oleh koalisi PDIP dan Gerindra,” ujar Andreas. Duet tersebut sudah cukup lama mencuat sejak Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua.

Kemungkinan jika PDIP dan Gerindra tidak berkoalisi ditunjukkan dalam simulasi kedua. Elektabilitas Anies-Puan unggul sebesar 43,7 persen, mengalahkan Prabowo-Khofifah (32,5 persen) dan Ganjar-Erick (21,2 persen), sisanya 2,6 persen tidak tahu/tidak menjawab.

Kemungkinan lain adalah PDIP maju sendirian, mengkombinasikan dua tokoh dari internal. Hasilnya Ganjar-Puan unggul 40,6 persen, disusul oleh Prabowo-Airlangga (35,4 persen) dan Anies-Andika (20,5 persen), sisanya 3,5 persen tidak tahu/tidak menjawab.

Pada simulasi keempat, baik Prabowo maupun Puan tidak berlaga. Kekuatan relatif berimbang, di mana Anies-RK sedikit unggul (36,3 persen) di atas Ganjar-Sandi (32,1 persen) dan Airlangga-AHY (27,2 persen), sisanya 4,4 persen tidak tahu/tidak menjawab.

“Meskipun hanya memposisikan diri sebagai cawapres, tetapi faktor Puan memberi insentif dukungan bagi capres pasangannya,” tandas Andreas. Bisa diartikan pula bahwa dukungan dari pemilih PDIP cenderung solid mendukung Puan dalam simulasi yang ada.

Hal ini juga menjadi tantangan bagi kubu Ganjar, di mana kelompok-kelompok relawannya berusaha merebut dukungan dari Presiden Jokowi. Berkembang pula isu keretakan hubungan antara Jokowi dengan Megawati terkait sinyal dukungan Jokowi kepada Ganjar.

“Bagaimanapun, struktur PDIP dikenal sangat loyal terhadap kepemimpinan Megawati, termasuk kemenangan Ganjar dalam dua periode pilkada di Jawa Tengah tidak lepas dari solidnya dukungan PDIP,” kata Andreas.

Selama ini aksi-aksi relawan Ganjar maupun klaim dukungan Jokowi belum memberikan pengaruh signifikan terhadap konsolidasi di internal PDIP. “Ke depan masih akan diuji, apakah tingginya elektabilitas Ganjar akan berbuah dengan dukungan resmi PDIP,” ujar Andreas.

Survei  Research & Consulting dilakukan pada 30 Mei-3 Juni 2022 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler