Jerman Desak Serbia Ikut Jatuhkan Sanksi pada Rusia
Serbia perlu memihak pada Uni Eropa jika menginginkan keanggotaan di dalam blok
REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Jumat (10/6/2022) mendesak Serbia untuk mengadopsi sanksi Uni Eropa terhadap Rusia jika ingin bergabung dengan blok tersebut.
Serbia, yang hampir seluruhnya bergantung pada gas dan minyak Rusia, menghadapi tekanan yang semakin besar karena netralitas dan keengganannya untuk memberikan sanksi kepada Moskow. Dalam pertemuannya dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic, Scholz mengatakan Beograd harus mengakhiri tindakan keseimbangan antara Uni Eropa (UE) dan Moskow.
Dia mengatakan Jerman ingin memastikan bahwa janji keanggotaan UE yang dibuat untuk negara-negara Balkan Barat “dua dekade lalu di Thessaloniki” terpenuhi.
“Pada saat yang sama, kami mengharapkan kandidat (UE) mengambil tindakan sanksi terhadap Rusia,” kata Scholz pada konferensi pers bersama di ibu kota Serbia.
“Penting bagi UE dan kita semua untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina, untuk membantu mempertahankannya dari agresi Rusia,” kata Scholz, seraya menambahkan bahwa “sebanyak mungkin negara” harus menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Scholz menegaskan Jerman mendukung Serbia dan negara-negara Balkan Barat lainnya menjadi anggota UE “sesegera mungkin.”
Vucic mengakui bahwa kanselir Jerman telah menyampaikan pesan yang “tegas, jelas dan tajam”.
"Scholz meminta Serbia dengan cara yang sangat tegas, jelas, dan tajam untuk bergabung dengan sanksi terhadap Rusia, (dan) mendukung tindakan pembatasan yang telah diadopsi UE terhadap Rusia," ungkap dia.
Mengenai hubungan bilateral, Vucic memuji pertumbuhan hubungan ekonomi sejak Scholz berkuasa Desember lalu.
“Baru dalam empat bulan pertama tahun ini, perdagangan kita meningkat 25,7 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar dia.