Asah Kemampuan Bersama Platform Digital
Era digital membuka banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan.
Berdasarkan data Kemenristekdikti, pendidikan vokasional di Indonesia terdiri dari 1.365 lembaga pendidikan. Di antaranya 1.103 akademi kejuruan dan 262 politeknik. Pendidikan vokasi di Indonesia hanya 16 persen dari seluruh institusi pendidikan yang ada di Tanah Air.
Saat ini, perkembangan berbagai platform digital di Indonesia, ikut serta berkontribusi dalam dunia pendidikan. Salah satunya, RedDoorz yang meripakan platform multibrand perhotelan dan akomodasi di Asia Tenggara. Masih dalam suasana Hari Kebangkitan Nasional 2022, RedDoorz Indonesia dan Direktorat Jenderal Bidang Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalin kerjasama untuk mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman kerjasama ini dilakukan di Magelang, Yogyakarta, yang meliputi beberapa poin yaitu, pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana. Salah satunya, dalam bentuk kerjasama RedDoorz dan Edutel dalam hal pemasaran, dukungan manajemen operasional, dan peningkatan kualitas.
Kerja sama ini juga akan memberikan prajtik kerja latihan, magang, dan kesempatan kerja bagi siswa SMK di properti mitra RedDoorz. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto ST MSc PhD, berharap kerjasama ini bisa terlaksana sesuai rencana kerja.
“Pemerintah dan swasta perlu berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Beberapa industri sudah melakukan berbagai pilot project sebelumnya,” ujar Wikan.
Menurut, Direktur Hubungan Pemerintah RedDoorz Indonesia, Firry Wahid, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan sekitar 12 Edutel yang dikelola oleh SMK di seluruh Indonesia. Kerja sama ini, tersebar mulai dari Lhokseumawe hingga Manokwari. "Hal ini merupakan bagian dari komitmen RedDoorz untuk dapat menyiapkan generasi penerus di sektor perhotelan Indonesia," ungkap Firry.
Sebelumnya, RedDoorz meluncurkan program RedDoorz Goes To Campus dengan berkunjung ke berbagai kampus di Indonesia untuk berbagi pengalaman dari para profesional yang dimiliki oleh RedDoorz kepada adik-adik mahasiswa. Ada pula RedAcademy yang merupakan program akselerasi selama sembilan bulan bagi fresh graduate sehingga mereka bisa lebih siap menghadapi dunia kerja.
Perkuat Literasi
Menurut data yang dimiliki Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social pada 2021 melaporkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 220 juta penduduk. Sayangnya peningkatan ini belum setara dengan literasi digital yang memadai, terutama terkait menjaga privasi dan keamanan berinternet.
Menurut riset dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) bekerja sama dengan Katadata Insight Center di 2021, sebanyak 94 persen masyarakat Indonesia tidak peduli keamanan data pribadinya. Termasuk juga, belum sepenuhnya selektif dalam mengatur akses aplikasi yang memungkinkan pencurian data.
Untuk membantu mengasah literasi digital masyarakat, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) bersama Meta didukung Kominfo dan Do Something Indonesia (DSI) meluncurkan program Asah Digital 2.0. mendorong pembahasan tiga isu prioritas, salah satunya adalah Kecakapan dan Literasi Digital (Digital Skills and Digital Literacy). “Kecakapan digital adalah kunci pemanfaatan ruang digital yang produktif. Kemudian, rata-rata setiap pengguna mengakses internet selama delapan jam 36 menit dalam sehari. Ini artinya 37,5 persen dari 24 jam sehari digunakan untuk berinternet,” ujar Bonifasius Wahyu Pudjianto selaku direktur pemberdayaan informatika, ditjen aptika.
“Oleh karena itu, pergunakan fasilitas pendidikan literasi digital oleh Meta dan YCAB Foundation seperti Asah Digital ini, untuk terus mempersiapkan diri, menjadi bangsa yang siap dan memimpin di era disrupsi teknologi ini,” pungkasnya.
Kolaborasi YCAB Foundation dan Meta untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, sudah berjalan sejak tahun 2016 melalui program Think Before You Share dan Asah Digital di tahun 2020. Program ini akan memberikan pelatihan untuk membekali guru, orang tua, dan remaja dengan keterampilan keamanan data, berpikir kritis, empati.
Termasuk juga, bagaimana memanfaatkan internet secara bijak saat bermedia sosial. Selama lima tahun berjalan, Think Before You Share dan Asah Digital berhasil menjangkau lebih dari 56 ribu penerima manfaat pada 15 provinsi di Indonesia dan melalui kampanye daring. Hasilnya, lebih dari 180 juta masyarakat dijangkau secara digital, serta terdapat lebih dari 6.000 unggahan media sosial dilakukan untuk merespon kampanye yang dilakukan.
Sejalan dengan semangat program pendahulunya, Asah Digital 2.0 mengadopsi teknologi digital berupa gamifikasi melalui teknologi messenger, bernama messenger bot Amanda. Bot Amanda menjadi yang pertama di Asia Pasifik dalam memanfaatkan messenger dan chatbot sebagai sarana pelatihan.
Sehingga bisa dengan mudah diakses oleh peserta kapan saja dan di mana saja dengan cara yang mudah dan menyenangkan. “Tahun ini, kami mengadopsi metode gamifikasi yang memanfaatkan fitur messenger, yakni Messenger Bot Amanda dengan harapan bisa menjangkau lebih banyak lagi masyarakat Indonesia, khususnya para guru dan pelajar di sekolah," ujar Veronica Colondam selaku CEO & Founder YCAB Foundation.