Cerita Muslim Bosnia dan Yahudi Bekerja Sama Selamatkan Diri dari Perang
Warga Muslim dan Yahudi bekerja sama selama Perang Dunia I dan Perang Dunia I
REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO – Sebuah rumah tradisional Muslim di kawasan tua Sarajevo menjadi latar sebuah film yang menghidupkan kembali dua periode perang yang berbeda.
Muslim Bosnia menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kekejaman Nazi, 50 tahun kemudian orang-orang Yahudi menyelamatkan Muslim dari ibu kota Bosnia yang terkepung.
Sabina Vajraca adalah sosok yang menginisiasi film menjadi media penyebar informasi damai itu. Sutradara film yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini merupakan seorang pengungsi dari perang Bosnia 1990-an.
Vajraca menginginkan film pendeknya mengingatkan dunia tentang kebaikan orang-orang biasa yang lahir selama masa konflik di Eropa dan Timur Tengah.
Tujuan ini pun mendapatkan sambutan hangat dengan naskah filmnya memenangkan Kontes Film Holocaust yang diadakan oleh Claims Conference, organisasi Yahudi yang menjamin kompensasi bagi para penyintas Holocaust, pada Mei.
"Kejahatan terus datang kembali dan perang terus terjadi berulang-ulang dan seluruh pesan dari film ini adalah bahwa ketika peristiwa seperti itu terjadi, apakah Anda akan mengingat kemanusiaan Anda dan menyelamatkan orang lain atau Anda akan menjadi kecil dan ketakutan dan hanya memikirkan diri sendiri?" kata Vajraca.
Vajraca berharap film ini akan menginspirasi penonton dengan pesannya. "Lakukan apa yang Anda bisa, lakukan perbuatan baik apa pun yang terjadi dan dengan cara tertentu itu akan kembali kepada Anda," ujarnya.
Film berjudul "Sevap/Mitzvah" (A Good Deed) didasarkan pada kisah nyata perempuan Muslim Zejneba Hardaga dan keluarganya yang menyembunyikan keluarga Yahudi Kabiljo di rumah mereka.
Keluarga ini mempertaruhkan nyawanya dan membantu keluarga Yahudi melarikan diri dari Sarajevo yang diduduki Nazi pada 1940-an dan kemudian pindah ke Israel.
Hardagas diakui sebagai Righteous Among the Nations oleh museum Holocaust Israel Yad Vashem, berdasarkan kesaksian yang diberikan oleh keluarga Kabiljo. Kehormatan diberikan kepada non-Yahudi yang membantu orang-orang Yahudi lolos dari penganiayaan dalam Holocaust.
Peristiwa itu berlalu, 50 tahun kemudian, selama pengepungan Sarajevo pada 1992-1995 oleh pasukan separatis Serbia Bosnia, komunitas Yahudi membantu Hardagas meninggalkan Sarajevo menggunakan kartu identitas Yahudi palsu. Keluarga Kabiljo mengamankan mereka dengan memberikan perlindungan di Israel.
"Zejneba Hardaga adalah perempuan Muslim pertama di dunia yang diakui sebagai Righteous Among Nations," kata Eli Tauber dari komunitas Yahudi Sarajevo.
Penulis buku tentang 54 orang Bosnia yang dihormati sebagai Righteous Among Nations karena menyelamatkan orang Yahudi selama Perang Dunia II ini mengatakan, Zejneba Hardaga juga membantu kakek-neneknya meninggalkan Sarajevo pada waktu itu.
"Dia memberi nenek saya kerudung dan pantalon untuk menyamar sebagai perempuan Muslim... dan memberi kakek saya uang untuk membeli tiket dan melarikan diri dari Sarajevo," ujarnya mengenang peristiwa itu.