Dosen IPB Mengabdi Pulang Kampung Ajarkan Budidaya Tanaman Obat

Ibu-ibu Kecamatan Pasirwangi, Garut diajari bubidaya mangkokan.

Dok IPB University
Dosen IPB Mengabdi Pulang Kampung mengajarkan budidaya dan meningkatkan nilai tambah tanaman obat bagi ibu-ibu di Kecamatan Pasirwangi, Garut, Selasa (14/6).
Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dosen IPB yang tergabung di Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop-BRC) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University -- yaitu Prof Sandra Arifin Aziz (Fakultas Pertanian), Dr Siti Sadiah (Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis), Dr Auliya Ilmiawati (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) --  memberikan pelatihan cara budidaya dan meningkatkan nilai tambah tanaman obat kepada Kelompok ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Hal itu dilaksanakan pada  Selasa (14/6) pekan lalu.


Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Dosen Mengabdi Pulang Kampung yang difasilitasi oleh LPPM IPB University. Melalui kegiatan ini diharapkan dosen IPB yang telah banyak melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi dapat menyebarluaskan hasil inovasinya di kampung halaman.

Inovasi yang disampaikan kepada ibu-ibu PKK adalah penelitian berbasis daun mangkokan sebagai penyubur rambut yang telah mendapatkan paten granted namun masih terkendala dengan bahan baku daun mangkokan karena belum ada daerah yang membudidayakannya secara luas. Inovator penyubur rambut mangkokan ini adalah Dr Siti Sadiah yang berkampung halaman di Kabupaten Garut.

Ibu-ibu PKK sejumlah 50 orang terdiri dari ketua-ketua kelompok kerja (pokja) dan perwakilan KWT (Kelompok Wanita Tani) dari  12 desa yang ada di Kecamatan Pasirwangi di bawah koordinasi Siti  Salwah sebagai ketua PKK. Mereka sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan dari pagi hingga sore hari. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Camat, Saeful Hidayat  SSTP,MSi MAk yang turut hadir membuka dan menutup kegiatan ini.

Teori teknik budidaya mangkokan (Northopanax scutellarius(Burm.f)Merr disampaikan langsung oleh pakar budidaya tanaman obat yaitu Prof Sandra Arifin Aziz yang dilanjutkan dengan praktik cara menaman bibit mangkokan di pekarangan kantor kecamatan. Pada kegiatan ini dibagikan sebanyak 160 bibit  tanaman mangkokan yang diperolah dari Unit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka (UKBB) -Trop BRC untuk ditanam di pekarangan rumah warga di 12 desa.

Kegiatan selanjutnya adalah praktik pasca panen yaitu cara mengeringkan daun mangkokan dengan oven pengering hasil modifikasi UKBB-Trop BRC dengan suhu yang terkontrol sehingga dapat menghasilkan warna simplisia yang lebih cerah dengan waktu yang relatif terukur. Teknik pasca panen ini dipaparkan langsung oleh Taupik Ridwan sebagai Kepala UKBB-Trop BRC. “Pengeringan simplisia memang dapat juga dikeringkan di bawah sinar matahari namun kondisi ini sangat dipengaruhi faktor cuaca  terutama di daerah yang tinggi curah hujannya, “ ungkap Taupik dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (15/6).

Pada kegiatan ini dilakukan serah terima dua buah oven pengering dari tim dosen yang diwakili ketua peneliti Dr Siti Sadiah kepada ketua Pokja Tanaman Obat, Hartati.  “Diharapkan  dengan oven pengering ini ibu-ibu PKK dapat memanfaatkannya untuk menghasilkan simplisia tanaman obat di pekarangan rumah dan mengemasnya sehingga siap digunakan manakala dibutuhkan untuk menjaga kesehatan keluarga, “ ujar Dr Siti Sadiah. 

Dikatakannya, lebih jauhnya dapat juga menjadi produk simplisia yang siap dijual melalui digital marketing. “Cara mengemasan yang baik juga diberikan pada pelatihan ini, “ tambahnya.

Materi pelatihan selanjutnya yang sangat memacu antusiasme  peserta adalah tentang inovasi daun mangkokan dan juga jenis-jenis tanaman obat keluarga yang dapat ditanam di pekarangan rumah dan dilanjutkan praktik pembuatan serbuk instan jahe dan cem-cem an daun mangkokan untuk penyubur rambut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler