Antisipasi Varian Baru Covid, UII Gelar Vaksinasi untuk Masyarakat

Target vaksinasi massal kali ini minimal 1.000 dosis.

ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga kepada warga sebagai antisipasi penyebaran COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Rep: Wahyu Suryana Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII), Disdikpora DIY, dan Dinkes DIY menggelar vaksinasi untuk masyarakat umum. Bersama Puskesmas Pakem, Ngaglik 1, Ngemplak 1, dan Ngemplak 2, agenda ini digelar merespons ancaman varian baru Covid-19.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes DIY, Puji Sutarjo mengatakan, target vaksinasi massal kali ini minimal 1.000 dosis. Puji mengungkapkan rasa terima kasihnya atas antusias dan kepedulian masyarakat atas kegiatan vaksinasi itu.

Hal ini bisa dilihat dari data administrasi pendaftar yang mencapai angka 1.500 lebih. Pendaftar terdiri dari penerima vaksin dosis satu, dosis dua dan dosis tiga (booster). Dosis satu melayani jenis AstraZeneca, Moderna, dan Sinovac.

Vaksin dosis dua disediakan jenis Crovax dan Pfizer. Sedangkan, dosis ketiga atau booster persediaan vaksin jauh lebih banyak guna memenuhi kebutuhan. Vaksin yang disediakan ada empat jenis yakni, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinovac.

Selain mengimbau masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinnya, Puji berpesan agar masyarakat DIY terus menjaga ketat protokol kesehatan. Kebiasaan baik yang sudah terbangun selama menghadapi pandemi Covid-19 kemarin sebaiknya tetap diterapkan.

"Terus menjaga imunitas baik dengan konsumsi makanan yang bergizi, cuci tangan, dan memakai masker," kata Puji.

Soal kebijakan membolehkan melepas masker di ruang terbuka, bukan berarti kita tidak dibolehkan memakai. Ia mengingatkan, menggunakan masker tidak hanya akan mencegah terhindar dari Covid-19, namun juga penyakit pernapasan lainnya.

Untuk itu, bagi masyarakat yang ingin tetap memakai masker saat beraktivitas justru merupakan kebiasaan yang baik. Saat ini, berdasarkan statistik Dinkes DIY angka positif sudah sangat landai dan beberapa hari terakhir menyentuh nol.

Meski begitu, ia berpesan, bukan berarti menandakan kita aman dari resiko untuk terinfeksi Covid-19, khususnya varian baru. Menurut Puji, setelah berkembangnya varian baru di negara-negara lain, biasanya nanti akan berkembang di Indonesia.

"Vaksinasi booster salah satu ikhtiar agar mencegah kembalinya gelombang Covid-19," ujar Puji.

Dosen Fakultas Kedokteran UII, dr Kuswati menambahkan, orang yang bisa mendapat vaksin booster dalam kondisi sehat dan tidak terpapar Covid-19. Tapi, bila sudah pernah terpapar, berjarak tiga bulan setelah terinfeksi jika bergejala berat. "Sedangkan, untuk gejala ringan minimal jarak satu bulan," katanya.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler