UAS: Meski Tahajud Sampai Bengkak Tapi Memutus Silaturahim akan Celaka
UAS menekankan pentingnya menjaga tali silaturahim antarsesama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjalin tali silaturahim tidak harus menunggu momen di bulan Ramadhan ataupun ketika lebaran Idul Fitri. Menjalin silaturahim kepada saudara, kerabat, rekan dan kawan-kawan bahkan kepada yang berbeda agama sekalipun dapat dilakukan kapan saja.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk selalu menjaga tali silaturahim. Karena dalam menjaga tali silaturahim terdapat keutamaan dan manfaat yang besar.
Dalam sebuah hadist disebutkan, bahwa keutamaan menjaga tali silaturahim antara lain melapangkan rezeki dan memperpanjang umur. Sedangkan mereka yang memutus tali silaturahim, Allah SWT sangat membencinya.
Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam unggahan di akun Instagramnya @ustadzabdulaomad_official menyebutkan, akan percuma ibadah dan amal mereka jika mereka memutus tali silaturahim.
“Walaupun tarawihnya 23 rakaat, walaupun tahajudnya sampai kakinya bengkak, walaupun sudah bangun masjid, kalau memutus tali silaturahim haditsnya sahih, dalam hadis Bukhari ada, dalam hadits Muslim ada
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ la yadkhulul jannata qaati’un rohim (tidak masuk surga orang yang memutus tali silaturahim,” kata UAS.
“Meleleh air matanya tengah malam berdoa, ‘ya Allah… ya Rabb…’ Apa kata Allah SWT? Engkau telah memutus hubungan dengan Aku ketika engkau memutus tali silaturahim,” ujar UAS lagi.
Tiga hadits silaturahim
Sementara itu, dalam sejumlah riwayat Rasulullah SAW meningangatkan tentang pentingnya silaturahim dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Di antara hadits silaturahim tersebut yaitu:
1. Rasulullah SAW bersabda:
ما مِن ذنبٍ أجدرُ أن يُعجِّلَ اللهُ لصاحبِه العقوبةَ في الدُّنيا مع ما يَدَّخرُ لهُ في الآخرةِ من البَغي وقطيعةِ الرَّحمِ "Tidak ada suatu dosa yang lebih pantas Allah ta'ala percepat siksaannya di dunia bagi pelakunya, selain apa yang Allah siapkan baginya di akhirat, daripada memutus kekerabatan."
2. Rasulullah SAW bersabda:
قالَ اللَّهُ: أَنا الرَّحمنُ وَهيَ الرَّحمُ، شَقَقتُ لَها اسمًا منَ اسمي، من وصلَها وصلتُهُ، ومن قطعَها بتتُّهُ
"Allah berfirman, "Aku adalah Mahapengasih dan ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya, dan siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan rahmat-Ku darinya." (HR Abu Dawud).
3. Rasulullah SAW bersabda:
مَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam" (HR Bukhari).