Infeksi Omicron Lebih Kecil Kemungkinan Menyebabkan Long Covid
Laporan tunjukan infeksi omicron memiliki kemungkinan kecil mengalami long covid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian Omicron diketahui lebih mudah menular namun ringan dibandingkan Delta. Saat ini, Omicron juga dilaporkan lebih kecil kemungkinannya menyebabkan long Covid atau istilah untuk gejala berkepanjangan akibat Covid-19.
Menurut sebuah studi, hampir lima persen orang yang terkena Omicron masih mengalami kelelahan, kabut otak, sakit kepala, masalah jantung dan lainnya, setidaknya sebulan setelah terinfeksi.
Sementara beberapa peneliti menemukan hasil yang meyakinkan, lainnya menilai temuan ini mengkhawatirkan. Hal itu mengingat begitu banyak orang yang terkena Omicron dan tampaknya tetap berisiko bahkan jika mereka divaksinasi.
"Itu menakutkan," kata Dr Akiko Iwasaki, Ahli Imunobiologi di Yale School of Medicine yang mempelajari Covid sejak lama, tetapi tidak terlibat dalam penelitian baru, dilansir dari npr.org, Rabu (22/6/2022).
Menurut Iwasaki, orang-orang berasumsi bahwa karena Omicron lebih ringan, maka berpikir tidak masalah terinfeksi, lalu dengan cepat akan sembuh. Padahal, mejurut dia, orang tetap jangan lengah.
Temuan yang diterbitkan di The Lancet, berasal dari para peneliti di King's College London yang telah melacak ribuan orang positif Covid untuk menentukan risiko long Covid dari berbagai varian.
"Pertanyaan dasar yang kami coba jawab adalah: 'Apakah long Covid di periode delta sama seperti di periode Omicron?'" kata Dr Claire Steves, yang membantu melakukan penelitian.
Risiko tertular Covid-19
Para peneliti membandingkan 56.003 orang yang terkena Omicron dari 20 Desember 2021 hingga 9 Maret 2022, dengan 41.361 orang yang terkena Delta antara 1 Juni 2021 dan 27 November 2021, dan memeriksa gejala menggunakan alat khusus seperti aplikasi.
“Dengan varian Omicron, risiko terkena Covid-19 jauh berkurang dibandingkan varian Delta,” kata Steves kepada NPR dalam sebuah wawancara. "Itu berita bagus, bukan?" lanjut dia.
Hal itu dinilai jadi kabar baik terutama karena Omicron sangat menular sehingga menginfeksi banyak orang dengan sangat cepat. Jika risikonya sama dengan Delta atau lebih tinggi, jumlah orang yang berakhir dengan long Covid, akan meledak. Temuan ini konsisten dengan analisis lebih kecil yang dirilis baru-baru ini oleh pemerintah Inggris.
Tetapi risiko yang lebih rendah bukan berarti orang tidak perlu khawatir long Covid akibat Omicron. Sebab peluang terkena long Covid dari omicron adalah 4,4 persen, dibandingkan dengan hampir 10,8 persen dari Delta, menurut penelitian tersebut.
Baca juga : Epidemiolog Ungkap Kunci Utama dalam Menyikapi Peningkatan Kasus Covid-19
Namun intinya bahwa varian Omicron telah menyebar sangat cepat melalui populasi, dan oleh karena itu jumlah orang yang terinfeksi jauh lebih besar. Jadi, jumlah absolut keseluruhan orang yang akan terus menderita long Covid, juga akan meningkat. Jadi tentu bukan saatnya mengurangi pelayanan selama Covid berlangsung lama.
Tetapi untuk setiap orang, temuan tersebut menunjukan bahwa risikonya jauh lebih rendah dari sakit parah dan mengembangkan gejala yang persisten.
Studi ini tidak membahas mengapa omicron mungkin menimbulkan risiko yang lebih kecil untul long Covid. Tetapi Steves yakin bahwa masuk akal Omicron lebih jarang menyebabkan gejala yang persisten karena tidak cenderung membuat orang sakit seperti Delta.
Peneliti lain mengatakan temuan ini perlu dikonfirmasi dengan penelitian tambahan. Dr Michael Sneller, yang mempelajari long Covid di National Institutes of Health, mengatakan tidak akan mengejutkannya jika Omicron cenderung menyebabkan penyakit tidak terlalu parah.
Beberapa peneliti mengatakan mereka berharap temuan ini akan memperbaiki kesalahpahaman bahwa orang tidak perlu khawatir tentang long Covid dari Omicron.
Baca juga : Kasus Covid-19 Naik, Wiku: Perketat Kembali Prokes