Ratusan Ekor Sapi di Sukabumi Divaksinasi PMK

Langkah tersebut untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak di Kota Sukabumi.

ANTARA/Nova Wahyudi
Botol berisi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) - ilustrasi
Rep: Riga Nurul Iman Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan ekor hewan ternak khususnya sapi di Kota Sukabumi mulai mendapatkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Langkah tersebut untuk mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak di Kota Sukabumi.

Baca Juga


"Dalam tahap awal Kota Sukabumi mendapatkan 300 dosis vaksin PMK untuk 300 ekor sapi di 36 peternak sapi," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Andri Setiawan kepada Republika.co.id, Selasa (28/6/2022). Sasaran vaksin PMK sesuai petunjuk pusat adalah sapi perah dan sapi bibit.

Target vaksinasi ini, Andri mengatakan, mulai dari Senin (27/6/2022) hingga Rabu (29/6/2022) Juni 2022. Insya Allah pada Rabu selesai dan akan dilaporkan ke pemprov dan pemerintah pusat. Nantinya lanjut Andri, laporan ini menjadi bahan dari pelaksanaan vaksinasi tahap berikutnya. Ia mengatakan sampai saat ini ada sebanyak 200 ekor yang telah divaksinasi dan pada Rabu akan tuntas.

Lebih lanjut Andri menerangkan, perkembangan terkini dari kasus PMK di Sukabumi masih terkendali. Di mana pada Mei 2022 dilaporkan ada 79 ekor suspect dan dua di antaranya berdasarkan pemeriksaan balai, hasilnya positif dan langsung dicegah untuk memutus mata rantai penularan.

Dari 79 ekor yang suspect kata Andri, sebanyak 24 ekor sudah dinyatakan sehat. Lalu 12 ekor dipotong bersyarat. Saat ini tinggal 10 ekor sudah mulai sehat dan dalam proses pemulihan.

"Menjelang Idul Adha, kami juga menerjunkan tim pemantau hewan kurban untuk kelayakan kesehatan hewan," imbuh Andri. Pelepasan tim pemantau hewan qurban dilakukan pada Senin (27/6/2022) kemarin yang akan bergerak ke tujuh kecamatan.

Khususnya memantau penyedia hewan kurban yang pada 2021 lalu sebanyak 131 lokasi. Namun pada 2022 ini belum bisa dipastikan jumlahnya akan bertambah atau berkurang. "Pemantauan untuk melihat kesehatan hewan dan memberikan kalung sehat," ungkap Andri. Di mana pemantauan terus berlangsung hingga H+3 Idul Adha.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler