Tim Penyelamat Ukraina Cari Korban Serangan Rusia di Mal

Petugas pemadam kebakaran dan militer mencari korban serangan Rusia di mal

AP Photo/Efrem Lukatsky
Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina bekerja untuk memadamkan api di pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan roket di Kremenchuk, Ukraina, Senin malam, 27 Juni 2022.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Petugas pemadam kebakaran dan militer melakukan pencarian korban selamat di antara reruntuhan sebuah pusat perbelanjaan di Ukraina pada Selasa (28/6/2022). Serangan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan di Kota Kremenchuk dan menewaskan sedikitnya 16 orang.

Orang-orang yang kehilangan anggota keluarganya berkumpul di sebuah hotel di seberang jalan. Petugas penyelamat telah mendirikan sebuah pangkalan setelah serangan rudal Rusia pada Senin (27/6/2022) di sebuah mal yang sibuk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, lebih dari 1.000 orang berada di dalam mal ketika dua rudal Rusia menyerang. Layanan darurat Ukraina mengatakan, sedikitnya 16 orang tewas dan 59 terluka.

"Ini bukan serangan yang tidak disengaja, ini adalah serangan Rusia yang diperhitungkan tepat di pusat perbelanjaan ini," kata Zelenskyy.

Zelenskyy mengatakan, jumlah korban tewas kemungkinan bisa meningkat. Sementara kantor kejaksaan Ukraina mengatakan, lebih dari 40 orang dilaporkan hilang.

Seorang penyintas yang menerima perawatan di rumah sakit umum Kremenchuk, Ludmyla Mykhailets (43 tahun) mengatakan, dia sedang berbelanja dengan suaminya ketika terjadi ledakan. Dia terlempar ke udara dan reruntuhan menghantam tubuhnya dengan keras.

“Saya terbang dan serpihan menghantam tubuh saya. Seluruh tempat itu runtuh," kata Mykhailets.

Rusia belum mengomentari serangan itu. Tetapi Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menuduh Ukraina menggunakan insiden itu untuk mendapatkan simpati menjelang pertemuan puncak aliansi militer NATO pada 28-30 Juni.

“Kita harus menunggu apa yang akan dikatakan Kementerian Pertahanan kita, tetapi sudah terlalu banyak perbedaan mencolok,” tulis Polyanskiy di Twitter.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada Selasa (28/6) atas permintaan Ukraina menyusul serangan itu. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, serangan rudal itu sangat menyedihkan. Sementara para pemimpin negara-negar Kelompok Tujuh (G7) mengatakan, serangan itu sangat keji.

"Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," ujar pernyataan bersama negara G7 yang dilontarkan oleh juru bicara pemerintah Jerman.

Ukraina mengalami hari yang sulit lainnya menyusul hilangnya kota Sievierodonetsk yang sekarang hancur setelah pemboman dan pertempuran di jalanan selama berminggu-minggu. Artileri Rusia menggempur Lysychansk, kota kembar Sievierodonetsk, di seberang Sungai Donets Siverskyi.

Lysychansk adalah kota besar terakhir yang masih dipegang oleh Ukraina di provinsi Luhansk timur. Kota ini menjadi target utama Kremlin setelah pasukan Rusia gagal merebut Ibu Kota Kiev pada awal perang.

Serangan rudal Rusia menewaskan delapan orang dan melukai 21 lainnya di Lysychansk pada Senin (27/6/2022). Militer Ukraina mengatakan, pasukan Rusia berusaha memotong Lysychansk dari selatan.

Duta Besar Republik Rakyat Luhansk untuk Moskow, Rodion Miroshnik, mengatakan pasukan Rusia dan sekutu Republik Luhansk bergerak ke barat yaitu ke Kota Lysychansk. Pertempuran jalanan meletus di sekitar stadion kota. Pertempuran terjadi di beberapa desa di sekitar kota.

Dalam saluran Telegramnya, Miroshnik mengatakan, pasukan Rusia dan sekutu telah memasuki kilang minyak Lysychansk di mana pasukan Ukraina terkonsentrasi. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi laporan Rusia bahwa pasukan Moskow telah memasuki kota.

Rusia juga menembaki Kota Kharkiv di timur laut Ukraina pada Senin (27/6). Rusia menghantam gedung-gedung apartemen dan sebuah sekolah dasar. Penembakan itu menewaskan lima orang dan melukai 22 orang lainnya, termasuk anak-anak.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler