Jurnalis Meksiko Ditembak hingga Tewas di Rumahnya, Diduga Terkait Pemberitaan
Perembutan kartel di Meksiko menyebabkan sejumlah jurnalis tewas
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY – Pihak berwenang dan kantor media Meksiko mengatakan seorang jurnalis ditembak mati di negara bagian yang paling keras di berbatasan utara. Pembunuhan ini merupakan serangkaian kekerasan di negara yang paling berbahaya bagi jurnalis.
Surat kabar lokal Expreso melaporkan wartawannya Antonio de la Cruz ditembak hingga tewas di rumahnya di Kota Ciudad Victoria, Negara Bagian Tamaulipas.
Negara bagian di selatan Texas itu merupakan daerah yang diperebutkan kartel karena rute penyelundupan narkoba.
Wartawan yang fokus pada korupsi dan kejahatan yang paling rentan. Berdasarkan catatan organisasi kemanusian Article 19, de la Cruz merupakan jurnalis Meksiko kesembilan yang dibunuh tahun ini karena pekerjaan mereka.
Direktur Regional Wilayah Meksiko dan Amerika Tengah Article 19, Leopoldo Maldonado, mengatakan petunjuk awal "memperlihatkan pembunuhannya mungkin berkaitan dengan kritik politiknya sebagai jurnalis. Putrinya terluka dalam serangan itu.
Gubernur Tamaulipas, Francisco Garcia Cabeza de Vacasaid mengatakan putri de la Cruz dalam kondisi kritis. "Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan yang bertanggung jawab, dan kami akan menghukum mereka dengan hukuman yang paling berat," katanya.
Perusahaan induk Expreso yakni Expreso-La Razon menuntut keadilan. Dalam pernyataannya jaksa agung Tamaulipas mengatakan sudah membuka penyelidikan, dan polisi mengumpulkan bukti dan memburu pelaku penyerangan.
Gubernur mengatakan akan memberikan perkembangan dalam beberapa jam ke depan. Menurut Article 19, kekerasan terhadap pers di Meksiko melonjak tajam selama pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Beberapa organisasi seperti program perlindungan jurnalis federal, Article 19 dan Committee to Protect Journalists mengatakan mereka tidak menemukan catatan de la Cruz pernah diancam.