Jerman Pertimbangkan Beli Sistem Pertahanan Rudal Israel atau AS
Jerman sedang mempertimbangkan membeli sistem pertahanan rudal dari Israel atau AS
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan rudal dari Israel atau Amerika Serikat (AS). Tabloid mingguan Welt am Sonntag melaporkan, Jerman ingin meningkatkan sistem pertahanan untuk mempertahankan diri dari ancaman eksternal, termasuk rudal Iskander Rusia di Kaliningrad.
Kepala Pertahanan Jerman, Eberhard Zorn, mengatakan, rudal Iskander dapat menjangkau hampir seluruh Eropa Barat. Sejauh ini tidak ada perisai rudal untuk melindungi dari ancaman rudal Iskander.
“Israel dan Amerika memiliki sistem seperti itu. Mana yang kita pilih? Akankah kita berhasil membangun sistem (pertahanan rudal) secara keseluruhan di NATO? Ini adalah pertanyaan yang perlu kita jawab sekarang,” kata Zorn, dilansir Middle East Monitor, Jumat (1/7/2022).
Zorn tidak merinci nama sistem pertahanan rudal yang diincar oleh Jerman. Tetapi kemungkinan besar sistem pertahanan rudal itu mengacu pada Arrow 3 yang dibuat oleh Israel Aerospace Industries dan sistem THAAD yang diproduksi oleh Lockheed Martin di Amerika.
Rusia pada 2018 telah mengerahkan rudal Iskander ke eksklave Kaliningrad, yaitu wilayah Rusia yang berada di antara Polandia dan Lithuania. Iskander adalah ebuah sistem rudal balistik bergerak yang menggantikan rudal Scud Soviet. Dua peluru kendali Iskander dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Dalam pidato penting beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan, Berlin akan menaikkan pengeluaran pertahanannya menjadi lebih dari 2 persen dengan menyuntikkan 100 miliar Euro bagi militer. Zorn termasuk dalam kelompok pejabat tinggi yang berkonsultasi dengan Scholz terkait belanja militer.
"Sejauh ini, hanya satu hal yang jelas, kami tidak punya waktu atau uang untuk mengembangkan sistem (pertahanan rudal) ini sendiri karena ancaman rudal diketahui sudah ada di sana," kata Zorn.
Zorn mengatakan, Berlin mulai mempertimbangkan pembelian sistem pertahanan rudal jarak pendek. Menurut Zorn, Bundeswehr atau militer Jerman harus menginvestasikan 20 miliar Euro pada 2032 untuk mengisi kembali penyimpanan amunisi.