Kecelakaan Lalu Lintas Tewaskan 1,3 Juta Warga, Ini Seruan PBB 

PBB meminta negera internasional terapkan disiplin berlalu lintas

Republika/Thoudy Badai
Suasana lalu lintas. PBB meminta negera internasional terapkan disiplin berlalu lintas cegah kecelakaan lalu lintas.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK– Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut kematian karena kecelakaan lalu lintas mencapai 1,3 Juta jiwa setiap tahun.

Baca Juga


Organisasi internasional itu kemudian mendesak banyak negara untuk memotong hingga setengah dari korban jiwa per tahun tersebut.  

Pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum PBB tentang keselamatan jalan pada Jumat (1/7/2022) juga menyerukan tindakan global untuk mengurangi korban tahunan yang hampir mencapai 1,3 juta kematian. 

Target penurunan organisasi tersebut mencapai 50 juta atau  setengah dalam delapan tahun ke depan.  

Dilansir dari The New Arab, Sabtu (2/7/2022), para delegasi mendesak semua negara untuk berkomitmen demi meningkatkan upaya dan menetapkan target tersebut. 

Hal ini agar ada penurunan kematian dan cedera serius seperti yang diserukan dalam Rencana Global untuk Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2021-2030. 

Berbicara pada sesi pembukaan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa kecelakaan di jalan raya adalah penyebab utama kematian secara global. 

Anak-anak muda berusia 5 hingga 29 tahun, dan bahwa sembilan dari 10 korban berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

“Kematian di jalan terkait erat dengan infrastruktur yang buruk, urbanisasi yang tidak terencana, sistem perlindungan sosial dan perawatan kesehatan yang lemah, literasi keselamatan jalan yang terbatas, dan ketidaksetaraan yang terus-menerus baik di dalam maupun di antara negara-negara,” katanya. 

“Pada saat yang sama, jalan yang tidak aman merupakan hambatan utama bagi pembangunan," tambahnya. 

Sekjen PBB menyerukan tindakan yang lebih ambisius dan mendesak untuk mengurangi risiko terbesar, seperti mengemudi dnegan kecepatan berlebih, mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau zat psikoaktif atau obat-obatan, kegagalan menggunakan sabuk pengaman, helm dan pengaman anak. 

Termasuk juga isu infrastruktur jalan yang tidak aman dan kendaraan yang tidak aman, keselamatan pejalan kaki yang buruk, dan penegakan hukum lalu lintas yang tidak memadai. 

Dia mendesak peningkatan pengeluaran untuk meningkatkan infrastruktur dan menerapkan mobilitas yang lebih bersih dan perencanaan kota yang lebih hijau. Utamanya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

Dana Keselamatan Jalan PBB, yang didirikan pada 2018 untuk membantu mengurangi kematian dan cedera di jalan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 

Seperti mengadakan acara janji pertamanya pada hari Kamis dan mengatakan 16 negara dan donor sektor swasta telah menjanjikan lebih dari Rp 225 miliar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler