Kasus Covid-19 Meningkat, Kenali Gejala Utama Varian BA.4 dan BA.5

Varian BA.4 dan BA.5 bisa menghindar dari kekebalan tubuh sehingga mengkhawatirkan.

www.freepik.com.
Varian BA.4 dan BA.5 bisa menghindar dari kekebalan tubuh sehingga mengkhawatirkan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua varian Covid-19, yakni BA.4 dan BA.5, telah menarik perhatian para pakar kesehatan global. Berdasarkan data saat ini, BA.4 dan BA.5 bisa menghindari kekebalan, yang merupakan penyebab utama kekhawatiran.

Baca Juga


Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dua varian itu bertanggung jawab atas sebagian besar kasus Covid-19 baru. Sebanyak 70 persen kasus Covid-19 baru di AS disebabkan BA.4 dan BA.5.

"Di antara subgaris keturunan omicron yang diketahui, BA.4 dan BA.5 paling tidak rentan terhadap vaksin karena menetralkan antibodi," kata Pei-Yong Shi, profesor dan pimpinan inovasi dalam biologi molekuler di University of Texas Medical Branch, AS.

Shi menjelaskan, kedua varian tersebut memiliki mutasi spesifiknya sendiri. Itu termasuk yang mempengaruhi protein lonjakan virus yakni bagian yang bertanggung jawab untuk menempel pada sel manusia dan menginfeksi.

Mutasi-mutasi ini dapat memengaruhi sel-sel mana yang paling dilekati virus dan seberapa mudah virus menginfeksi. Begitu pula terkait seberapa baik virus itu diidentifikasi oleh sistem kekebalan manusia.

Chief Medical Officer di Anavasi Diagnostics, Michael Blaivas, menyoroti bahwa kedua varian tampaknya lebih baik dalam menginfeksi manusia daripada varian omicron sebelumnya. Kondisi demikian menyebabkan infeksi menyebar lebih cepat.

Selain itu, pasien yang terinfeksi memiliki gejala paru-paru yang lebih kentara. Orang yang telah divaksinasi dan pernah terinfeksi pun tidak mustahil kembali terinfeksi. Namun, masih perlu dicatat bahwa mayoritas orang yang divaksinasi tidak dirawat di rumah sakit.

Kabar baiknya, infeksi dua varian di Afrika Selatan dan Portugal sudah mencapai puncaknya dan kini mulai melambat tanpa menunjukkan peningkatan kasus penyakit yang parah. Bukti lain juga menunjukkan bahwa keparahan penyakit tidak secara signifikan lebih buruk daripada varian sebelumnya.

Blaivas mengatakan, secara umum tidak ada gejala baru dari kedua varian dan tidak lebih serius daripada varian sebelumnya. Akan tetapi, gejala lebih mungkin muncul karena kemampuan varian menghindari sistem kekebalan.

Sejumlah gejalanya bisa meliputi batuk, pilek, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, sesak napas, serta kehilangan fungsi indra perasa dan pembau. Gejala tidak selalu muncul dan tidak semuanya ada pada pasien.

"Secara umum, saat ini sesak napas signifikan cenderung dimulai setelah gejala lain yang telah dicatat seperti batuk, pilek, dan nyeri otot," ungkap Blaivas, dikutip dari laman Parade Magazine, Senin (11/7/2022).

Untuk memproteksi diri sendiri dan sekeliling dari dua varian tersebut, upaya paling efektif adalah dengan divaksin. Meski kedua varian tampaknya menghindari sistem kekebalan sampai tingkat tertentu, tetapi vaksin tetap jadi hal penting.

Blaivas menekankan vaksin bisa membangun kekebalan parsial terhadap Covid-19. Dengan begitu, mengecilkan kemungkinan seseorang terserang kasus Covid-19 yang parah sehingga tidak harus dirawat di rumah sakit atau ICU.

Seseorang yang berisiko dan belum mendapat vaksin disarankan untuk segera melakukan vaksinasi. Vaksin booster pun perlu supaya penyakit parah dan kasus kematian bisa dicegah.

Jika tingkat infeksi di tempat domisili cukup tinggi, selalu kenakan masker N95 dan bersihkan tangan secara teratur. Apabila seseorang tinggal di daerah yang risikonya sangat rendah dan hampir tidak ada infeksi, barulah tindakan pencegahan dapat diterapkan dengan lebih selektif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler