Dokter: Kasus KIPI Booster Covid-19 Setiap Orang Berbeda

Kasus KIPI 'booster' Covid-19 berbeda karena respons tubuh yang berbeda juga.

Republika/Putra M. Akbar
Kasus KIPI 'booster' Covid-19 berbeda karena respons tubuh yang berbeda juga.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Muhamad Fauzan mengatakan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Covid-19 dosis penguat (booster) tiap orang bisa berbeda-beda. Sebab, respons tubuh orang untuk mendapatkan vaksin bisa berbeda-beda, tergantung kondisi setiap individunya.

Baca Juga


"KIPI tidak bisa disamaratakan karena setiap individu berbeda-beda," ujarnya di konferensi virtual, Rabu (13/7/2022).

Ia menjelaskan, masyarakat yang mendapatkan vaksim booster ada yang hanya setengah dosis dan ada yang satu dosis, tergantung merek booster. Dengan demikian, dia melanjutkan, KIPI bisa lebih ringan karena dosis vaksin Covid-19 booster lebih rendah.

Ia menyebutkan, gejala KIPI biasanya demam, nyeri di tempat suntikan, hingga pegal-pegal. Jika mengalami demam, ia meminta masyarakat agar meminum obat paracetamol.

Ia meminta jika terjadi KIPI usai mendapatkan booster vaksin Covid-19, masyarakat berkonsultasi kepada dokter. Ia menyebutkan di kartu vaksinasi Covid-19 booster ada nomor kontak yang bisa dihubungi untuk konsultasi. Dilain pihak ia menegaskan, KIPI paling lama terjadi dalam tiga hari. 

"Karena kadang masyarakat suka salah kaprah, sebulan setelah divaksin kemudian merasakan gejala kemudian menyalahkan vaksinasi Covid-19. Padahal bukan, karena KIPI paling lama tiga hari," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler