Ahli Ingatkan Cacar Monyet Harus Dihilangkan Sebelum Jadi Endemi

Cacar monyet telah menyebar ke 59 negara atau wilayah.

CDC via AP
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo. Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika, namun kini telah menyebar ke-59 negara atau wilayah.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Keamanan Kesehatan UK (UKHSA) mencatat hingga Senin (11/7/2022), ada 1.735 kasus cacar monyet di Inggris Raya, dengan 96 persen terjadi di Inggris. Kasusnya diperkirakan meningkat dua kali lipat setiap 15 hari.

Terus melonjaknya kasus cacar monyet, membuat berbagai organisasi melayangkan tuntutan kepada pemerintah untuk lebih serius menghentikan penyebaran virus. The British Association of Sexual Health & HIV dan Yayasan Terrence Higgins Trust termasuk di antara yang menyerukan pengendalian wabah dan peningkatan vaksinasi.

Baca Juga


 

Asal usul cacar monyet. - (Republika)


Presiden British Association of Sexual Health & HIV, Dr Claire Dewsnap mengatakan bahwa kondisi saat ini sudah mencapai titik kritis. Karenanya, perlu ada upaya lebih serius dan komprehensif dalam mengendalikan penyebaran kasus cacar monyet.

"Layanan kesehatan seksual sekarang sudah kewalahan. Ini membuat kami berada di jurang krisis kesehatan masyarakat yang baru," kata Dr Dewsnap, seperti dilansir dari laman Express, Kamis (14/7/2022).

Presiden Asosiasi Direktur Kesehatan Masyarakat Jim McManus mengatakan bahwa wabah cacar monyet harus dihilangkan. Penyakit akibat infeksi virus monkeypox itu harus dicegah agar tidak menjadi endemi.

"Kita harus menghilangkan wabah ini. Karena jika menjadi endemi di bagian mana pun dari populasi kita, itu akan menelan biaya ratusan kali lebih banyak dalam kesakitan, kesengsaran, dan bahaya," kata McManus.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (7/7/2022) mencatat total 6.027 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan tiga kematian terkait sejak awal tahun di kelima wilayah globalnya di 59 negara atau wilayah. WHO mengatakan ini adalah pertama kalinya penularan lokal cacar monyet telah dilaporkan di negara-negara yang baru terkena dampak di Afrika dan secara global, tanpa hubungan epidemiologis ke tempat-tempat di Afrika Barat atau Tengah yang sebelumnya melaporkan kasus cacar monyet.

Sejauh ini, mayoritas kasus cacar monyet diderita laki-laki gay dan biseksual. Fakta itu menunjukkan tidak ada sinyal penularan berkelanjutan di luar jaringan tersebut untuk saat ini. Namun, para ahli menegaskan bahwa tanpa tindakan yang serius, virus dapat menyebar ke orang yang lebih rentan terhadap infeksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler