Atasi Kekurangan Vitamin D

Kekurangan vitamin D hampir terjadi di segala kelompok usia.

Flickr
Kekurangan vitamin D (ilustrasi)
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kekurangan vitamin D hampir terjadi di segala kelompok usia, termasuk di negara tropis seperti Indonesia. Faktor yang memengaruhi kekurangan vitamin D antara lain jumlah paparan sinar matahari, rendahnya asupan vitamin D, usia, warna kulit, obesitas, kehamilan, menyusui, dan beberapa jenis penyakit penyerta. Hal tersebut diungkapkan oleh Health Practitioner Klikdokter, dr Devia Irine Putri.

Baca Juga


Berdasarkan Jurnal Kedokteran tahun 2020, satu dari dua orang di Indonesia mengalami defisiensi vitamin D. Hasil survei responden membuktikan bahwa hanya 14 persen dari mereka yang mengetahui, apakah mereka kekurangan vitamin D atau tidak. Salah satu penyebabnya, kekurangan vitamin D memiliki gejala yang sering kali tidak disadari.

“Beberapa gejala kekurangan vitamin D ialah mudah lelah, mudah sakit, penyembuhan luka yang lebih lama, perubahan suasana hati, cenderung sedih dan murung, cemas berlebih, serta rambut rontok," jelasnya.

Selain itu, juga mudah mengalami patah tulang meski tidak cedera berat, nyeri tulang, dan kram otot. Padahal, pemenuhan vitamin D sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh, kesehatan tulang, gigi, dan otot. Juga untuk mencegah berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes melitus, hingga autoimun.

Karena itu, Kalbe melalui Sakatonik Activ bekerja sama dengan Klikdokter menjawab isu tersebut, dengan menghadirkan D3TES. Ini adalah tools edukasi berbasis online pertama di Indonesia yang cepat dan praktis untuk mengetahui potensi kadar vitamin D dalam tubuh.

“Online tools D3TES diluncurkan untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat terutama kalangan usia produktif yang memiliki rutininitas dan waktu yang terbatas untuk memenuhi vitamin D,” tutur Brand Manager Sakatonik Group, Sonny Rifendy.

D3TES dapat diakses melalui website www.sakatonik.co.id/d3tes atau melalui link pada akun resmi sosial media Instagram @SakatonikActiv.id. Pengguna dapat langsung mengisi data diri dan menjawab kuesioner singkat pada D3TES.

“Skrining mudah dilakukan, yakni dengan menjawab beberapa pertanyaan yang meliputi gejala, faktor risiko, ataupun gaya hidup secara singkat. Nantinya, hasil akan di bagi menjadi tiga kategori berdasarkan skoring yang sudah di tetapkan,” jelas dr Devia.

Setelah semua pertanyaan terisi, maka pengguna akan mendapatkan hasil kadar vitamin D untuk mendeteksi potensi kekurangan vitamin D pengguna. D3TES juga dilengkapi dengan saran dan rekomendasi dari dokter mengenai tindak lanjut hasil deteksi tersebut.

Sementara itu, pemenuhan vitamin D secara alami didapatkan dari sinar matahari yang mengandung sinar UV, yang kemudian membantu pembentukan vitamin D3 dalam tubuh. Vitamin D juga dapat diperoleh dari asupan makanan serta dukungan suplementasi vitamin D. Salah satunya, Sakatonik Activ D3-1000, yang merupakan suplemen berbentuk tablet salut selaput dengan kandungan vitamin D3 (Cholecalciferol) 1000 IU atau setara dengan 25 mcg.

“Solusi yang tepat, cepat dan praktis untuk menjawab kebutuhan vitamin D sangat di perlukan di tengah aktivitas yang sudah berangsur kembali normal. Sakatonik Activ berkomitmen untuk terus berkontribusi kepada kesehatan keluarga Indonesia terutama pemenuhan vitamin D melalui edukasi yang relevan,” tutup Sonny.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler