Sidebar

Pentingnya Tajdid dalam Penyelenggaraan Haji

Monday, 18 Jul 2022 14:07 WIB
Mobil. Foto: Mobil Golf Bantu Jamaah Haji Lansia di Masjid Nabawi 

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat kompleks. Sebab ibadah haji bukan saja berkaitan dengan ritual atau hubungan antara makhluk dengan khalik. Namun ibadah haji juga menghubungkan manusia dengan manusia lain dari berbagai belahan dunia, yang berdampak besar dalam mentransformasi berbagai aspek kehidupan manusia. 

Baca Juga


Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional yang juga Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan ibadah haji adalah satu-satunya ibadah yang melibatkan banyak orang, melibatkan pemerintah dan negara, melibatkan banyak lembaga, membutuhkan keputusan-keputusan politik, perbincangan dan kesepakatan-kesepakatan diplomatik dengan berbagai hambatan tantangan yang sangat kompleks. 

Karena kompleksitas ibadah haji, menurut Sudarnoto perlunya pembaruan dan perbaikan (tajdid dan islah) dari sisi penyelenggaraan ibadah haji dan pengelolaan dana haji agar maslahat dan terwujudnya prinsip maqashid syariah. 

"Pengelolaan haji dan juga prinsip penyelenggaraan haji dalam maqasid syariah itu harus dijamin. Jangan sampai jamaah terugikan. Ini memerlukan upaya-upaya yang sangat serius untuk memberikan jaminan agar semua itu terjaga," kata  Sudarnoto saat mengisi Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema Haji dan Pembaruan Islam yang diselenggarakan daring beberapa hari lalu. 

Menurutnya pembaruan dan perbaikan dalam penyelenggaraan ibadah haji dan pengelolaan dana haji bertujuan agar memberikan rasa nyaman dan tenang bagi jamaah. Selain itu memastikan keselamatan, kekhusyuan dalam melaksanakan haji. 

Menurut Sudarnoto pembaruan berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji penting diberikan perhatian. Karena menurutnya secara fiqih masih banyak persoalan dalam penyelenggaraan haji.  

Karena itu pemahaman di dalam tajdid itu di dalam konteks haji, pertama adalah upaya-upaya pemurnian atau kualifikasi pelaksanaan ibadah haji itu harus benar-benar terjaga dari unsur-unsur tahayul, bid'ah, dan khurafat. Saya kira banyak sekali kisah-kisah perjalanan haji, disana melakukan tindakan-tindakan keagamaan yang sebetulnya bertentangan dengan fiqih atau bahkan dengan ketentuan syariah," katanya.

Karena itu menurutnya program-program manasik haji perlu terus diintensifkan. Selain itu menurutnya peran ulama dan ormas-ormas Islam sangat penting untuk memberikan pedoman atau fatwa yang terkait dengan haji. Sudarnoto juga menekankan pentingnya kajian-kajian tentang haji dengan pendekatan multidisiplin. 

Karena itu ia menilai peran dunia kampus dan akademisi sangat penting untuk mengembangkan kajian haji dengan pendekatan multidisiplin. Selain itu menurut Sudarnoto arah dari pembaruan adalah modernisasi penyelenggaraan dan pengelolaan haji. Sudarnoto juga menilai aspek-aspek tajdid berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji harus terus di kembangkan terlebih berikatan dengan peran agama dan kebangsaan. 

 

Berita terkait

Berita Lainnya