Kementerian PUPR Bangun Kembali Jembatan Palu IV
Jembatan Palu IV rusak akibat gempa dan tsunami pada 28 September 2018.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan kembali atau rekonstruksi Jembatan Palu IV Ponulele. Jembatan tersebut juga dikenal Jembatan Kuning di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang rusak akibat gempa dan tsunami pada 28 September 2018.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan program rekonstruksi Jembatan Palu IV. “Ini diinisiasi sebagai upaya untuk memulihkan aksesibilitas dan mobilitas Kota Palu yang terdampak gempa bumi dan tsunami pada 2018,” kata Herry dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (20/7/2022).
Dengan dibangunnya kembali jembatan tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi dan pembangunan wilayah Kota Palu. Selain itunjuga menjadi ikon Kota Palu sehingga dapat menarik wisatawan baik dari Sulawesi Tengah maupun dari luar.
Program rekonstruksi Jembatan Palu IV mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) yakni berupa dana hibah senilai 2,5 miliar yen atau sekitar Rp 325 miliar. Konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor Jepang Tokyu Construction dengan menggandeng PT Waskita Karya.
"Penandatanganan hibah tersebut sudah dilaksanakan pada 21 Juni 2019 lalu antara Dirjen Bina Marga dan JICA,” ujar Herry.
Dia mengungkapkan kegiatan rekonstruksi semula direncanakan dimulai pembangunannya pada 2020. Namun akibat adanya penadmei dan penyelesaian pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lebih lama, pelaksanaan rekonstruksi Jembatan Palu IV baru dimulai Juli 2022 dan direncanakan selesai pada Juni 2024.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan Jembatan Palu IV yang baru akan terkoneksi dengan jalan layang yang merupakan bagian dari sistem mitigasi bencana tsunami. Dengan begitu diharapkan akan terwujud kawasan Silebeta yang tangguh bencana.
Arie memastikan pondadi dan ketinggian Jembatan Palu IV didesain dengan mempertimbangkan nilai seismik gempa dan tsunami berdasarkan peta risiko gempa dengan bentang total 250 meter. “Desain Jembatan Palu IV telah mendapatkan persetujuan rekomendasi dari Menteri PUPR pada 5 Maret 2020, setelah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) pada 3 Maret 2020," ucap Arie.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid mengatakan, rekonstruksi jembatan tersebut sudah lama dinanti masyarakat Palu. Rasyid mengatakan jembatan tersebut merupakan ikon Kota Palu dan sangat berperan dalam konektivitas yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat.
“Hari ini adalah jawaban dari penantian masyarakat. Untuk Kementerian PUPR dan JICA kami mengucapkan terima kasih atas dukungan bantuan pembangunan kembali Jembatan Palu IV, karena jembatan ini bagi masyarakat Palu memiliki cerita dan kenangan tersendiri," jelas Rasyid.