Ternak Suspek PMK di Boyolali Bertambah Jadi 5,405
Data semua kecamatan di Kabupaten Boyolali terdapat suspek PMK atau zona kuning.
REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Penyebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah terus bertambah. Berdasarkan data pada 20 Juli 2022 kasus hewan ternak terserang PMK ada 56 ekor. Sedangkan jumlah total suspek PMK 5.405 ekor, sembuh 1,497 dan mati 64 ekor.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati menjelaskan menurut data semua kecamatan di Kabupaten Boyolali terdapat suspek PMK atau zona kuning. Sedangkan ada tiga daerah yang berzona merah yang positif PMK.
"Untuk zona merah ada di kecamatan Andong, Ampel, dan Mojosongo," katanya melalui pesan singkat pada Kamis (21/7/2022).
Lusia mengatakan sebagai salah satu upaya untuk menekan penyebaran PMK, pihaknya telah menutup sejumlah pasar hewan. Diantaranya, pasar hewan Karanggede, pasar hewan Purworejo, pasar hewan Simo, pasar hewan Ampel, pasar hewan Jelok.
"Sampai sekarang, lima pasar hewan masih kita tutup. Karena tidak ada aktivitas, jadi sangat membantu dalam meminimalkan atau pengendalian penyebaran virus PMK" katanya.
Sedangkan untuk jangka waktu penutupan pasar hewan, menurut surat edaran kabupaten Boyolali Disnakan akan ada penambahan waktu. Mulanya, pasar akan kembali beroperasi per 4 Juli, namun per 5 Juli dilakukan perpanjangan sampai waktu yang belum ditentukan.
Selanjutnya menurut data (Disnakan) secara rinci ternak yang masuk suspek PMK untuk sapi perah jumlahnya mencapai 3.087 ekor dengan tingkat presentase 57,11, sapi potong mencapai 2.285 ekor dengan tingkat persentase 42,27.
Sedangkan, untuk kerbau 10 ekor dengan presentase 0,20. Lanjutnya untuk domba 2 ekor dengan presentase 0,04 dan kambing 21 ekor dengan presentase 0,39.