China Menawarkan Dukungan kepada Presiden Baru Sri Lanka
Utang luar negeri Sri Lanka terhadap China mencapai Rp 75,070 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ranil Wickremesinghe terpilih menjadi Presiden baru di saat Sri Lanka tengah diambang kebangkrutan ekonomi. Presiden China, Xi Jinping pun menawarkan dukungannya kepada Wickremesinghe sebagaimana dilaporkan CCTV.
Ranil Wickremesinghe merupakan seorang pengacara yang pernah menjabat sebagai perdana menteri Sri Lanka sebanyak enam kali. Ia dilantik pada Kamis (21/7/2022) di hadapan oposisi publik yang sengit.
Krisis Sri Lanka memicu protes massal selama berbulan-bulan dan akhirnya memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa saat itu untuk meninggalkan negara itu. Ini merupakan krisis ekonomi terburuk Sri Lanka dalam beberapa dasawarsa.
Dilansir dari Reuters pada Sabtu (23/7/2022), dalam pesannya, Xi meyakinkan bahwa Sri Lanka akan mampu memulihkan ekonomi negaranya melalui uluran tangan China. Xi menegaskan bahwa China akan membantu Sri Lanka memulihkan negaranya dari kebangkrutan itu.
"(China) siap untuk memberikan dukungan dan bantuan dengan kemampuan terbaik saya kepada Presiden Wickremesinghe dan rakyat Sri Lanka dalam upaya mereka", CCTV melaporkan.
Utang luar negeri Sri Lanka terhadap China sebesar 5 miliar dolar AS atau setara Rp 75,070 triliun (kurs Rp 15.014 per dolar AS), meskipun beberapa perkiraan menyebutkannya nilainya hampir dua kali lipat dari jumlah itu.
Menurut Dana Moneter Internasional, Sri Lanka juga memiliki utang kepada India sebesar 3,8 miliar dolar dan terhadap Jepang sebanyak 3,5 miliar dolar, termasuk 1 miliar dolar ke negara-negara kaya lainnya.
Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat. Pasukan keamanan menggerebek dan membersihkan sebagian kamp protes yang menduduki halaman pemerintah di Kolombo pada Jumat, memicu kekhawatiran bahwa Wickremesinghe telah melancarkan tindakan keras sehari setelah dilantik.