Jonas Vingegaard di Ambang Juarai Tour de France

Jonas Vingegaard memuncaki klasemen keseluruhan dengan unggul 3 menit 34 detik.

AP/Daniel Cole
Jonas Vingegaard dari Denmark, mengenakan kaus kuning pemimpin keseluruhan, Tour de France.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jonas Vingegaard finis urutan kedua dalam etape 20 berupa individual time trial dalam Tour de France sehingga di ambang menjuarai balap sepeda bergengsi di dunia ini. Kini, dia hanya perlu menyelesaikan etape terakhir dengan melewati garis finis Champs-Elysees di Paris pada Ahad (24/7/2022). Ini guna memastikan tetap mengenakan jersey kuning yang membuatnya menjadi juara Tour de France edisi 2022.

Baca Juga


Pembalap tim Jumbo-Visma itu memuncaki klasemen keseluruhan dengan unggul 3 menit 34 detik di depan juara bertahan Tadej Pogacar. Adapun Geraint Thomas dari tim Ineos Grenadiers yang menjuarai edisi 2018, menempati urutan ketiga dengan selisih waktu 8 menit 13 detik.

Pembalap sepeda Prancis David Gaudu dari tim FDJ dan Aleksandr Vlasov dari tim Bora melengkapi lima besar menjelang etape Ahad menuju Paris yang biasanya merupakan rute seremonial. "Saya tetap bangga kepada diri sendiri, saya sudah melakukan apa yang saya bisa, dan paling tidak saya menguasai jersey putih (U-25 terbaik)," kata Pogacar usai finis seperti dikutip AFP, Sabtu (23/7/2022).

Etape time-trial Sabtu ini sendiri dijuarai Wout van Aert yang finis di depan rekan setimnya dari Denmark, Vingegaard, yang mengartikan tim Jumbo menjuarai enam etape, menguasai jersey kuning, jersey hijau untuk sprint, dan jersey polka dot untuk kampiun tanjakan. Van Aert juga menjadi favorit memenangkan etape hari terakhir di sekitar Champs-Elysees sebelum para pemenang jersey dimahkotai di podium di Arc de Triomphe.

Dua tahun lalu, Pogacar secara heroik membalikkan defisit 57 detik di etape terakhir time trial di La Planche des Belles Filles guna merampas kemenangan dari Primoz Roglic. Namun pada Sabtu, Vingegaard melesat melepaskan diri dari rombongan 139 pebalap sepeda dan terus berada di depan dengan konstan mengayuh dalam kecepatan tinggi tanpa henti melalui jalan-jalan pedesaan. Ini artinya pertempuran menegangkan melawan Pogacar sama sekali tak terjadi.

Pembalap sepeda Denmark itu delapan detik lebih cepat dari pesaing terberatnya itu. Pogacar sendiri terlihat kecewa setelah melewati garis finis. Sikapnya yang pantang menyerah membuat Tour de France edisi ke-109 ini berlangsung menegangkan.

Kedua pembalap bertarung satu sama lain sejak awal sampai akhir balapan ini. Vingegaard menggulingkan juara dua kali itu dengan tampil cemerlang di etape rute pegunungan. Pogacar unggul lebih dulu berkat mentalitas serigalanya dan pelan tapi pasti mencengkeram posisi teratas di etape keenam berkat penampilannya yang tak tertandingi lawan. Namun keberuntungan menjauhi Pogacar ketika dia kehilangan rekan setimnya karena Covid dan cedera. 

Dia juga dikenal pembalap yang tak menyukai panas yang menyengat. Vingegaard lalu merebut jersey kuning dari Pogacar di etape ke-11. Pembalap sepeda dari tim UEA yang pantang menyerah itu akhirnya semakin kehilangan pijakan pada etape 18.

Pertarungan heroik mereka dibungkus oleh momen sportif ketika Pogacar terjatuh. Vingegaard terlihat menunggu sang lawan untuk bangkit guna mengejarnya.Kedua pebalap bersalaman sejenak yang diabadikan dalam foto tak terlupakan dalam salah satu edisi modern Tour de France terbaik ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler