Sidebar

Dokter di Arab Saudi Ungkap Dampak Buruk Vape

Sunday, 24 Jul 2022 21:51 WIB
Dokter di Arab Saudi Ungkap Dampak Buruk Vape. Foto: Vape (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Penggunaan rokok elektronik yang dikenal sebagai “vaping" juga sering dipasarkan kepada perokok dan non-perokok sebagai alternatif yang tidak terlalu berbahaya daripada rokok. Namun, hal itu ternyata membawa risikonya sendiri, terutama bagi remaja dan dewasa muda.

Baca Juga


Seorang spesialis anak dan remaja di King Abdulaziz Medical City di Riyadh, dr.  Sheikh Abdullah mengatakan, para perokok vape juga tidak baik secara kesehatan. Dia memperingatkan bahwa orang muda yang melakukan vape berisiko mengalami perkembangan otak yang terhambat dan mengembangkan masalah memori.

“Seseorang mungkin tergoda untuk beralih ke rokok elektrik sebagai cara untuk memudahkan transisi dari rokok tradisional ke tidak merokok sama sekali. Tapi merokok e-rokok juga tidak baik," ujarnya dilansir Arabnews.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah bekerja untuk mengatasi tantangan yang diciptakan oleh meningkatnya popularitas vaping. Mereka telah memposting pesan dan gambar di Twitter dan platform media sosial lainnya yang memperingatkan bahaya rokok elektrik, serta menampilkan slogan-slogan seperti, 

"Rasa di dalam, warna di luar, tetapi kebenarannya adalah serangan jantung elektronik."

Sejak awal 2000-an, otoritas Arab Saudi juga telah mengadopsi berbagai kebijakan yang dirancang untuk memerangi penggunaan tembakau. Pada 2003, mereka meluncurkan kampanye anti-merokok publik pertama di negara itu.

Pada 2015, mereka melarang merokok di banyak tempat umum, termasuk organisasi pendidikan dan budaya dan hampir semua tempat kerja.  Tujuannya adalah untuk mengurangi proporsi populasi yang merokok setiap hari dari 11 persen menjadi lima persen pada 2030.

Namun, pihak berwenang di Riyadh tidak berpuas diri, dan berencana untuk menerapkan inisiatif tambahan untuk lebih mengurangi bahaya yang disebabkan oleh penggunaan tembakau.

Dalam sebuah wawancara pada Juni 2022, sekretaris jenderal Komite Anti-Tembakau Saudi, Mansour Al-Qahtani menjelaskan bahwa pemerintah Saudi bermaksud untuk melarang penjualan produk tembakau di supermarket, setelah sebelumnya melarang penjualan mereka di kios pada 2016.

 

 

 

 

Berita terkait

Berita Lainnya