Penonton Beli Tiket Film tak Sesuai Klasifikasi Usia, LSF Singgung Masalah Literasi-Etika

Masyarakat diserukan menonton film sesuai klasifikasi usianya.

Dok Warner Bros Pictures
Adegan film Elvis yang diperankan aktor Austin Butler. Film arahan sutradara Baz Luhrmann ini tayang untuk usia 17 tahun ke atas.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Rommy Fibri Hardiyanto mengatakan tantangan saat ini adalah bagaimana masyarakat bisa memiliki literasi cukup untuk menonton film sesuai klasifikasi usianya. Di sisi lain, ia menyebut, sekarang adalah zamannya pencerahan sehingga itu merupakan tanggung jawab tiap individu.

Baca Juga


Bicara soal klasifikasi usia, Rommy mengatakan Indonesia telah menetapkan standar baku bahwa petugas harus menanyakan kepada calon penonton apakah umurnya sesuai dengan rating film yang akan ditonton. Namun, hal tersebut menjadi tantangan, mengingat kini pembelian tiket bioskop sudah bisa diakses melalui platform daring.

"Kita semua tahu bahwa sekarang, membeli tiket bisa dilakukan secara online. Nah, ketika dilakukan online, bagaimana (deteksinya)?" kata Rommy.

Sebetulnya, lanjut Rommy, di platform penjualan tiket bioskop secara daring pun sudah ada keterangan terkait rating film dan usia. Secara imbauan, persuasi, sudah dilakukan oleh semua pihak.

"Namun, sekarang adalah bagaimana masyarakatnya bisa memahami hal tersebut, serta literasi dan etikanya," jelas Rommy.

Menurut Rommy, edukasi dan literasi terkait perfilman dan sensor merupakan salah satu pilar penting untuk meningkatkan etika dan kesadaran masyarakat saat menonton film di bioskop. Ia mengatakan bahwa orang ke bioskop itu mencari kenyamanan dan itu bisa buyar jika film yang ditonton tidak sesuai usia.

"Dengan adanya informasi yang bisa diakses dengan mudah, maka diharapkan masyarakat bisa tahu betapa pentingnya budaya sensor mandiri, dan membuat mereka menjadi peduli dan responsif (saat menonton film di bioskop)," kata Rommy di Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Sependapat, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan penonton yang tidak menghiraukan aturan klasifikasi usia untuk film sudah terjadi sejak lama. Menurut Djonny, diperlukan adanya regulasi yang tegas terkait penindakan untuk para calon penonton yang "nakal" ini.

"Permasalahan ini sebenarnya sudah terjadi sejak dulu. Ketika pihak bioskop menegur dengan baik, namun penonton menolak, kita deadlock di situ, karena tidak ada regulasi yang jelas (terkait penindakan)," kata Djonny.

Menurut Djonny, promosi gencar seperti ini menjadi langkah penting. Pendekatan persuasif, edukatif, simpatik, dan publikasi yang tidak berhenti menjadi salah satu caranya.

"Harapannya, ketika kita semua beritikad baik, maka harus dilakukan terus-menerus," tuturnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler