Sidebar

Bangladesh akan Beli Drone Tempur Bayraktar TB2 dari Turki

Wednesday, 27 Jul 2022 23:10 WIB
Pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Bayraktar TB2 (Tactical Block 2) buatan Turki. Bangladesh akan Beli Drone Tempur Bayraktar TB2 dari Turki

IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh akan membeli drone bersenjata Bayraktar TB2 buatan Turki yang telah digunakan secara efektif oleh Ukraina untuk menangkis serangan Rusia. Langkah ini dilaporkan kantor berita Banglades Prothom Alo mengutip dari duta besar Turki untuk Bangladesh, Mustafa Osman Turan.

Baca Juga


“Saya tidak dalam posisi untuk memberikan rincian, tetapi saya dapat mengonfirmasi bahwa ada kerja sama antara Bangladesh dan Turki mengenai drone,” kata Turan, dilansir dari Middle East Eye, Rabu (27/7/2022).

Kedua negara telah memiliki kesepakatan kerja sama pertahanan sejak 1981. Turki telah memasok Bangladesh dengan kendaraan lapis baja ringan, peluru artileri, dan sistem roket multi-peluncuran.

TB2 memiliki rekam jejak keberhasilan yang terbukti dalam konflik di Libya, Suriah dan Nagorno-Karabakh. Namun mereka tidak pernah dikerahkan melawan tentara dengan kemampuan peperangan elektronik dan sistem pertahanan udara yang canggih sampai invasi Rusia di Ukraina.

Sejauh ini mereka telah membuktikan diri efektif dalam memerangi pasukan Rusia yang ditempatkan jauh di dalam wilayah Ukraina. Middle East Eye melaporkan Bayraktar TB2 digunakan oleh Ukraina untuk menghantam dua depot minyak di dalam wilayah Rusia pada bulan April, mengambil perang di belakang garis depan dan mempermalukan pertahanan udara Rusia.

Baykar, produsen drone Turki, dilaporkan telah mendirikan fasilitas produksi di UEA dan Presiden Vladimir Putin ingin mendirikan fasilitas serupa di Rusia. Menurut CNN Turk, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada rekan-rekannya di pertemuan puncak partai pada Senin bahwa Putin telah mendekatinya selama pertemuan baru-baru ini di Teheran untuk menyarankan kesepakatan dengan Baykar untuk memproduksi drone serangannya.

Seorang juru bicara Baykar membantah perusahaan tersebut telah mendirikan pabrik di UEA dan menolak mengomentari proposal Rusia. Namun, seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada MEE bahwa Baykar memang sedang dalam proses membangun jalur produksi di UEA.

Berita terkait

Berita Lainnya