Bank BTPN Bukukan Laba Bersih Rp 1,93 Triliun pada Semester I 2022
Perolehan laba bersih BTPN pada semester I 2022 tumbuh 3,2 persen yoy.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk dan entitas anak membukukan laba bersih periode berjalan secara konsolidasian sebesar Rp 1,93 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 3,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya sebesar Rp 1,87 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, Kamis (28/7/2022) capaian tersebut ditopang dari pendapatan bunga yang mengalami penyusutan tipis sebesar 0,5 persen (yoy) menjadi Rp 7,43 triliun dari sebelumnya Rp 7,47 triliun pada semester I 2021. Beban bunga juga ikut menyusut 9,3 persen (yoy) menjadi Rp 1,7 triliun. Dari sana, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi saham BTPN ini naik 2,4 persen yoy menjadi Rp 5,7 triliun.
Pada semester I 2022, BTPN telah menyalurkan kredit senilai Rp 138,1 triliun. Adapun kredit tersebut tumbuh 10 persen (yoy) dari semula Rp 125,52 triliun. Senada, pembiayaan syariah perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen (yoy), dari Rp 10,04 triliun menjadi Rp 11,14 triliun.
Maka demikian, total aset yang dimiliki BTPN merangkak naik 11 persen (yoy) menjadi Rp 195,49 triliun dari semula tercatat Rp 175,93 triliun. Adapun secara konsolidasi, BTPN mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 10,17 triliun atau tumbuh 7 persen yoy dari Rp 96,64 triliun. Kenaikan itu berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh 38 persen dari Rp 28,28 triliun menjadi Rp 37,92 triliun.
Adapun modal inti atau tier 1 BTPN secara bank only juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,5 persen dari Rp 26,68 triliun menjadi Rp 28,67 triliun pada semester I 2022. Selanjutnya dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BTPN turun dan berada level 1,25 persen (gross) dan 0,37 persen (net).
Sementara net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 4,08 persen dan 86,33 persen. Kemudian rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) berada level 1,98 persen dan 10 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) naik dari 144,77 persen menjadi 149,92 persen.