Punya Momongan, Ratu Para Bulu Tangkis Ini Absen di APG 2022
Ratu para bulutangkis Indonesia, Leani Ratri Oktila, menjadi seorang ibu.
ruzka.republika.co.id – Ratu para bulutangkis Indonesia, Leani Ratri Oktila, menjadi seorang ibu. Peraih dua medali emas atu perak pada Paralimpiade Tokyo 2022 baru melahirkan. Dia pun absen pada gelaran ASEAN Para Games (APG) 2022.
Tapi, absennya Ratri tidak terlalu mempengaruhi ambisi tim para bulutangkis Indonesia untuk tetap mendominasi persaingan memperebutkan total 21 medali emas dalam multievent olahraga itu.
"Ratri absen karena usai melahirkan. Bayinya laki-laki. Tapi absennya Ratri tak banyak berpengaruh terhadap kontingen Indonesia di APG 2022 ini," kata koordinator pelatih tim pelatnas para bulutangkis National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Yunita Ambar Wulandari, Jumat (29/7/2022).
Ambar menyebut Khalimatus "Alim" Sadiyah bisa menggantikan peran Ratri di nomor tunggal SL4 putri di lingkup Asia Tenggara.
"Pada kejuaraan internasional di Dubai, Mei 2022 lalu, Alim telah menunjukkan kemampuannya di nomor tunggal dengan merebut medali emas," tutur Ambar.
Sedangkan di nomor ganda putri, Alim akan tandem dengan Lia Priyanti, atlet debutan yang muncul pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua 2021.
"Memang di ganda putri SL4, belum sekuat Ratri-Alim, tapi pasangan baru itu cukup bagus. Jadi peluangnya fifty-fifty pada APG nanti," ujar Ambar.
Total enam medali emas menjadi bidikan tim para bulutangkis Indonesia pada ajang yang digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu.
Selain Alim di nomor tunggal putri SL4, prediksi medali emas ditumpukan pada Ukun Rukaendi di tunggal putra SL3, Fredy Setiawan di nomor tunggal putra SL4, Deva Anrimusthi di nomor tunggal putra SU5.
Selain itu duet Fredy Setiawan/Dwiyoko di nomor ganda SL3-SL4 dan pasangan Deva Anrimusthi/Hafizh Briliansyah Prawiranegara di arena ganda putra SU5.
"Secara keseluruhan, 25 atlet yang akan kami turunkan telah siap untuk bertarung dalam ajang ini," tandas Ambar.
Guna mewujudkan ambisi itu, tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Ambar menyebut, secara umum bidikan tim Merah Putih terutama pada nomor-nomor standing lower dan standing upper.
Lawan terberat untuk kelas standing lower, menghadapi para atlet Thailand. Sedangkan di kelas standing upper, Malaysia bakal menjadi lawan terberat.
"Untuk kelas wheelchair, kemampuan atlet-atlet kami masih terlalu berat untuk menghadapi dominasi Thailand," tambahnya.** (Yayan)