Percepat Turunkan Stunting, Pemkot Sukabumi Gelar Rembug Stunting
Dalam rembug stunting ini disampaikan hasil analisis situasi dan rencana intervensi.
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemkot Sukabumi mendorong upaya percepatan penurunan stunting. Langkah tersebut salah satunya dengan menggelar rembug stunting yang melibatkan semua unsur terkait dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
Rembug Stunting tingkat Kota Sukabumi 2022 itu digelar di ruang pertemuan Hotel Balcony Selasa (2/8/2022). Momen yang diinisiasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam penanganan, dengan target menurunkan angka stunting pada 2024 mendatang.
'' Rembuk Stunting merupakan langkah penting yang dilakukan Pemkot Sukabumi untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting,'' ujar Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Sukabumi Nenden Eviyanti. Upaya itu dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.
Dalam rembug stunting ini kata Nenden disampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting kabupaten/kota terintegrasi. Selain itu mendeklarasikan komitmen pemda dan menyepakati rencana kegia5an intervensi penurunan stunting terintegrasi.
Tujuan lainnya lanjut Nenden, membangun komitmen publik pencegahan dan penurunan stuntin secara terintegrasi. Peserta dalam rembug stunting ini sebanyak 100 orang yang terdiri atas forkopimda, perangkat daerah, perwakilan dunia usah, akademisi, perbankan, media dan tokoh masyarakat.
'' Indonesia merupakan negara yang masuk G20 dan diprediksi 10 tahun mendatang Indonesia masuk 10 besar di dunia, dan di 2045 mencanangkan Indonesia emas dan masuk 4 besar dunia,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Salah satu tugas ke depan mengawal Indonesia masuk ke sepuluh besar dan empat besar di dunia.
Namun kata Fahmi, tidak mungkin masuk ke 10 besar dan 4 besar kalau kemudian faktor kesehatan sebagai indikator generasi penerus lemah dalam pengawasan. Di mana Rembug Stunting ini sebagai titik tolak pencegahan stunting yang harus melibatkan seluruh elemen warga.
Terutama kata Fahmi mewujudlan visi Kota Sukabumi yakni masyarakat Sukabumi religius, nyaman dan sejahtera. Ia menerangkan angka stunting di Indonesia pada 2021 sekitar 24,4 persen, Jabar 24,5 persen dan Kota Sukabumi 19,10 persen.
Target RPJMN turun ke 14 persen. Di mana, Kota Sukabumi ditetapkan sebagai salah satu lokus percepatan penanganan stunting. Harapanya dari 19 persen menjadi 14 persen di 2024 dan kalau lebih cepat lebih baik dalam mencapai target penurunan stunting dan saat ini pun sebenarnya sudah turun.
Lebih lanjut Fahmi menuturkan, Gubernur Jabar menyampaikan ada 4 karakter manusia unggul. Pertama otak cerdas, fisik sehat, akhlak terpuji, dan ibadah yang kuat. Ini harus dibangun di Sukabumi dan salah satu cara menunjukkan kualitas yakni permasalahan stunting bisa tuntas diatasi.
Fahmi menerangkan, ada delapan aksi integrasi yang dilakukan dalam penanganan stunting dan aksi ketiganya adalah rembug stunting. Semangatnya di tingkat kota dalam kerangka menyamakan persepsi dan aksi bersama pencegahan bukan hanya tugas dinkes tetapi langkah penanganan yang menekankan kolaborasi.
Intinya Rembug stunting lanjut Fahmi, memberikan kesepahaman dan kesepakatan bukan seremonial saja. Namun yang terpenting semua SKPD saling bersatu dan saling menguatkan termasuk unsur forkopimda baguan tidak terpisahkan dalam menangani stunting.
Di acara itu juga disampaikan laporan Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kota Sukabumi oleh Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami sebagai Ketua TPPS. Dalam paparanya disampaikan terkait kondisi stunting dan rencana aksi.