ASEAN: Situasi di Selat Taiwan Bisa Picu Konflik Terbuka

Situasi di Selat Taiwan dapat berujung pada konflik terbuka.

AP Photo/Ng Han Guan
Tentara China yang mengenakan topeng menjaga pintu masuk museum militer di Beijing pada 1 Agustus 2022. Tiongkok mengatakan latihan militer oleh angkatan laut, angkatan udara, dan departemen lainnya sedang berlangsung di enam zona di sekitar Taiwan. Latihan itu didorong oleh kunjungan ke pulau itu Selasa, 2 Agustus, oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan dimaksudkan untuk mengiklankan ancaman China untuk menyerang republik pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai tanggapan atas langkah-langkah untuk memperkuat de factonya. kemerdekaan dari pemerintahan Cina dengan dukungan dari sekutu utama AS
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- ASEAN telah mendesak para pihak yang terlibat dalam ketegangan di Selat Taiwan menahan diri. Mereka menilai, situasi di sana dapat berujung pada konflik terbuka dan konsekuensi tak terduga.

Baca Juga


“(Situasi Selat Taiwan) dapat menyebabkan miskalkulasi, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar,” kata para menteri luar negeri (menlu) ASEAN dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Kamis (4/8/2022).

Para menlu ASEAN tengah melaksanakan 55th Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja. Selaku ketua ASEAN tahun ini, Kamboja berharap deeskalasi dapat terwujud di Selat Taiwan. “Kami berharap deeskalasi terjadi dan kenormalan kembali ke Selat Taiwan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Kamboja Kung Phoak kepada awak media. Saat ini Kung Phoak juga menjabat sebagai juru bicara ASEAN.

China telah memulai latihan militer terbesar di sekitar Selat Taiwan pada Kamis. Latihan itu dilaksanakan sehari setelah kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. "Dari pukul 12.00 hari ini hingga pukul 12.00 pada tanggal 7 (Agustus), latihan militer penting Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang berlangsung," kata China Central Television (CCTV) dalam laporannya.

 

Zona latihan China akan berada dalam jarak 20 kilometer dari garis pantai Taiwan dan tersebar di beberapa titik. Latihan akan mencakup penembakan peluru tajam jarak jauh. Majalah yang dikelola pemerintah China, Global Times, melaporkan, dalam latihan tersebut, rudal akan terbang di atas Taiwan untuk pertama kalinya.

Menurut Global Times, latihan semacam itu belum pernah digelar sebelumnya. “Ini adalah pertama kalinya PLA akan meluncurkan artileri jarak jauh langsung melintasi Selat Taiwan,” tulis Global Times dalam laporannya.

Seorang sumber militer China mengungkapkan, latihan itu dilakukan sebagai persiapan untuk pertempuran sesungguhnya. “Jika pasukan Taiwan melakukan kontak dengan PLA secara sengaja dan secara tidak sengaja menembakkan senjata, PLA akan mengambil tindakan tegas. Semua konsekuensinya akan ditanggung Taiwan,” ucapnya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan, beberapa titik latihan militer China melanggar perairan teritorial Taiwan. Selama empat hari ke depan, Taiwan akan memantau latihan militer Negeri Tirai Bambu. "Kementerian Pertahanan Nasional menekankan bahwa mereka akan menjunjung tinggi prinsip mempersiapkan perang tanpa mencari perang, dan dengan sikap tidak meningkatkan konflik dan menyebabkan perselisihan," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, dikutip laman TRT World.

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler