Rangkaian Pembunuhan Muslim Albuquerque, Kebencian Terangan-terangan, dan Respons Biden
Muslim Albuquerque New Mexico Amerika Serikat mengalami ketakutan teror
REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE – Pihak berwenang mengidentifikasi korban keempat dalam serangkaian pembunuhan pria Muslim di Albuquerque, New Mexico, Senin (8/8/2022). Berita kematian tersebut mengirimkan riak ketakutan di komunitas Islam di negara tersebut.
Tiga pembunuhan dilaporkan telah terjadi dalam dua pekan terakhir. Petugas penegak hukum kini tengah mencari bantuan, untuk menemukan kendaraan yang diyakini terkait dengan pembunuhan.
Para pejabat juga menyebut beberapa unsur-unsur yang menjadi keterkaitan antar korban adalah ras dan agama mereka.
Korban bernama Naeem Hussain dilaporkan meninggal Jumat malam, dengan penembakan penyergapan menewaskan tiga pria Muslim lainnya selama sembilan bulan terakhir. Polisi sedang mencoba untuk menentukan apakah pembunuhan itu saling terkait.
Dilansir di Global News, Selasa (9/8/2022), aksi pembunuhan itu telah menyebarkan ketakutan di wilayah New Mexico. Jumlah Muslim di daerah itu kurang dari 1 persen dari populasi 2,1 juta orang dewasa di seluruh negara bagian, menurut Pew Research Center.
"Fakta bahwa tersangka masih buron sangat menakutkan. Siapa selanjutnya?!" tulis seorang pemimpin komunitas Muslim di New York, Debbie Almontaser, di Twitter.
Dalam sebuah wawancara telepon, Almontaser mengatakan seorang teman wanita yang tinggal di Michigan dan mengenakan hijab berbagi keresahan dengannya selama akhir pekan. Sang teman disebut merasa sangat ketakutan apabila harus bepergian sendiri.
Hussain berusia 25 tahun dan berasal dari Pakistan. Kematiannya terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Muhammad Afzaal Hussain berusia 27 tahun, serta Aftab Hussein, 41 tahun, yang juga berasal dari Pakistan dan anggota masjid yang sama.
Kasus paling awal melibatkan pembunuhan atas nama Mohammad Ahmadi dari Afghanistan, 62 tahun, yang terjadi pada November lalu.
Sekretaris Jenderal di Islamic Center of New Mexico, Aneela Abad, menggambarkan kondisi komunitas yang terhuyung-huyung akibat pembunuhan itu. Kesedihan ini diperparah kebingungan dan ketakutan, akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
"Kami benar-benar terkejut dan masih berusaha memahami dan mengerti apa yang terjadi, bagaimana dan mengapa," ucap dia.
Abad menyebut, tiga dari korban penembakan itu merupakan jamaah atau anggota komunitas. Sementara, korban keempat sangat terkenal di masyarakat.
Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya
Saat ini, beberapa orang menghindari keluar rumah, kecuali benar-benar diperlukan. Beberapa mahasiswa Muslim bahkan bertanya-tanya apakah aman bagi mereka untuk tinggal di kota. Abad menyampaikan pihak Islamic Center telah meningkatkan keamanannya.
Di sisi lain, pihak kepolisian mengatakan kendaraan yang sama diduga digunakan dalam empat aksi pembunuhan ini.
Kendaraan Volkswagen dengan empat pintu berwarna abu-abu atau perak, yang tampaknya tipe Jetta atau Passat, memiliki jendela berwarna gelap.
Pihak berwenang juga telah merilis foto kendaraan, dengan harapan orang dapat membantu mengidentifikasi mobil. Mereka menawarkan hadiah senilai 20 ribu dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku.
Penyelidik tidak mengatakan di mana gambar itu diambil, atau apa yang membuat mereka curiga mobil itu terlibat dalam pembunuhan.
Juru bicara polisi Gilbert Gallegos mengatakan pihaknya tersebut telah menerima bentuan informasi mengenai mobil tersebut, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Wali Kota Albuquerque, Tim Keller, menyebut setiap warga memiliki ikatan dan hubungan yang sangat kuat. Atas informasi kendaraan itu, dia pun mendukung seluruh pihak untuk berusaha menemukannya.
Atas kasus ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun turut memberikan komentar. Dirinya merasa marah dan sedih atas kasus tersebut.
"Pemerintahan berdiri dengan kuat bersama komunitas Muslim. Serangan kebencian semacam ini tidak memiliki tempat di Amerika,” kata Biden dalam sebuah cuitan.
Beberapa aksi kejahatan kebencian anti-Muslim telah dicatat di Albuquerque, selama lima tahun terakhir. Informasi ini diambil dari data FBI, yang dikutip Direktur Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme sekaligus seorang profesor peradilan pidana di California State University di San Bernardino, Brian Levin.
Dari 2017 hingga 2020, disebut ada satu kejahatan kebencian anti-Muslim setiap tahunnya. Jumlah tertinggi terjadi pada 2016, ketika polisi Albuquerque mencatat enam dari total 25 kejahatan kebencian.
"Aksi itu sebagian besar mengikuti tren nasional, yang mencapai angka terendah dalam satu dekade pada 2020, hanya meningkat sebesar 45 persen pada 2021 di selusin kota dan negara bagian," kata Levin.
Pihak berwenang Albuquerque mengatakan mereka tidak dapat menentukan apakah pembunuhan itu adalah bentuk kejahatan kebencian, sampai mereka mengidentifikasi tersangka dan motifnya.
Sumber: globalnews