Menag Sepakat IPNU Masuk Sekolah untuk Konter Radikalisme

Organisasi pelajar dari ormas Islam nantinya membina secara langsung anak sekolah.

Kemenag
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas sepakat dengan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) yang ingin memperluas gerakannya ke sekolah-sekolah untuk mengkonter radikalisme. Karena, menurut dia, ideologi radikal saat ini sudah banyak masuk ke sekolah-sekolah umun.  

Baca Juga


"Saya kira bagus, urusan radikalisme urusan ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi negara di luar banyak gitu loh, termasuk di sekolah-sekolah. Untuk itu IPNU masuk udah bagus," ujar Gus Yaqut saat menghadiri Kongres IPNU ke-20 dan IPPNU ke-19 dalam acara Kongres IPNU ke-20 yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (12/8). 

Menurut dia, semua lembaga pendidikan Islam sendiri saat ini juga sudah bergerak untuk menghalau ideologi transnasional. Karena itu, kata dia, sekarang sudah saatnya masuk sekolah-sekolah untuk menghalau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

"Ya semua sudah bergerak di madrasah di pesantren. Nah sekarang harus masuk ke sekolah umum karena di situ juga pasti ada saja orang-orang yang ingin menyampaikan ideologi yang berlawanan dengan ideologi negara," kata Gus Yaqut.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Aswandi Jailani meminta kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendiburistek), Nadiem Makarim memberi ruang kepada organisasi pelajar untuk masuk sekolah umum. Karena, menurut dia, organisasi Rohis yang ada di sekolah umum saat ini dapat dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang radikal. 

Aswandi menjelaskan, Permendiknas nomor 39 tahun 2008 selama ini tidak memberikan ruang bagi organisasi pelajar untuk memberikan pemahaman dan kebangsaan kepada siswa sekolah umum. Karena itu, menurut dia, pihaknya akan memberikan rekomendasi terkait hal itu dalam Kongres IPNU ke-20 dan IPPNU ke-19.

"Kita akan menggodok ulang di dalam kongres IPNU ke-20 dan IPPNU yang ke-19 ini untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah RI, Pak Presiden, tentu juga kepada Mendikbud Mas Nadiem agar memberi ruang kepada ormas pelajar untuk masuk ke sekolah-sekolah, termasuk IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) dan yang lain," ujar Aswandi saat ditemui dalam acara Kongres IPNU ke-20.

Jika diberikan ruang, menurut dia, organisasi pelajar dari ormas Islam nantinya membina secara langsung kepada anak-anak sekolah, mulai dari tingkat SMP sampai SMA sederajat. "Sehingga kita bisa mengarahkan kepada konsep terkait Islam yang ramah, terkait Pancasila, terkait moderasi beragama, intnya di situ aja," ucap Aswandi.

Saat berkunjung ke beberapa daerah, Aswandi juga sudah meyampaikan kepada para gubernur terkait hal ini. Dia juga menyampaikan kepada gubernur agar tidak khawatir nantinya para siswa sekolah akan dibawa masuk ke kelompok tertentu atau pun masuk partai. Karena, kata dia, itu semua bukan yang diinginkan organisasi pelajar. 

"Kita hanya ingin mengajarkan dan membimbing mereka terkait konsep kenegaraan aja, kecintaan mereka terhadap NKRI, bahwa Pancasila itu adalah sudah final, bahwa Islam itu rahmah bukan Islam yang marah. Itu saja," ucap Aswandi.

"Saya sampaikan kepada seluruh gubernur ketika saya kunjungan, termasuk waktu yang lalu saya ke NTB, Jawa Timur, dan alhamdulilalh disambut baik," imbuhnya. 

Aswandi berharap, Mendikbud Nadiem Kariem merevisi Permendiknas nomor 39 tahun 2008, sehingga organisasi seperti IPNU atau IPM bisa masuk ke sekolah-sekolah untuk mengkonter radikalisme. 

"Harapannya bisa direvisi oleh pemerintah, khususnya Mendikbud agar memberi ruang terhadap organisasi pelajar untuk bisa masuk kepada sekolah-sekolah seluruh Indonesia," kata Aswandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler