Geng Kriminal Ekuador Picu Ledakan di Kota Terkejam

Lima orang meninggal dunia dan 26 lainnya luka-luka dalam ledakan Ahad.

AP Photo/ Magdalena Moreira
Polisi menyelidiki lokasi ledakan di lingkungan Cristo de El Consuelo, di Guayaquil, Ekuador, Minggu, 14 Agustus 2022. Menurut pihak berwenang, serangan tembakan dan ledakan berikutnya menewaskan sedikitnya lima orang, 15 luka-luka dan beberapa orang hilang dan rumah yang terkena dampak.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, GUAYAQUIL -- Menteri Dalam Negeri Patrick Carrillo menyatakan, ledakan mematikan di kota pelabuhan Guayaquil dilakukan oleh penjahat terorganisir. Sedikitnya lima orang meninggal dunia dan 26 lainnya luka-luka dalam ledakan pada Ahad (14/8/2022).

Baca Juga


Carrillo mengatakan, ledakan itu adalah deklarasi perang oleh geng-geng kriminal terhadap pemerintah. "Tentara bayaran kejahatan terorganisir, yang telah lama membius ekonomi, sekarang menyerang dengan bahan peledak," ujarnya usai ledakan, dikutip dari BBC.

"Ini adalah deklarasi perang terhadap negara," katanya.

Negara yang termasuk dalam Komunitas Andes ini digunakan sebagai rute penyelundupan kokain dari negara tetangga Peru dan Kolombia. Ekuador telah mengalami peningkatan tajam dalam pembunuhan dan kejahatan terkait geng baru-baru ini.

Menurut Insight Crime, Guayaquil telah menduduki peringkat ke-50 kota paling kejam di dunia. Situs web jurnalisme investigasi melaporkan tingkat pembunuhan di Ekuador meningkat lebih cepat daripada negara lain di Amerika Latin atau Karibia pada 2021.

Keadaan darurat telah diumumkan di Guayaquil, kota terpadat di Ekuador dan pusat perdagangan penting. Ini adalah keadaan darurat keempat yang diumumkan di Ekuador sejak Oktober karena kekerasan geng.

Ledakan terbaru yang terjadi pada pagi hari itu, menurut Layanan Manajemen Risiko dan Darurat Nasional, membuat delapan rumah dan dua mobil hancur. Gambar dari tempat kejadian menunjukkan bagian depan rumah robek dan mobil berlumuran darah dengan jendela yang pecah.

Guayaquil telah mengalami tingkat kekerasan yang mengejutkan, termasuk mayat yang dipenggal tergantung di jembatan penyeberangan dan kerusuhan penjara yang mematikan antara geng-geng yang bersaing. Hampir 400 narapidana meninggal dalam enam kerusuhan terpisah sejak Februari 2021.

Setelah ledakan, wali kota Cynthia Viteri menulis surat terbuka kepada Presiden Guillermo Lasso, yang mulai menjabat tahun lalu. "Geng kriminal telah menjadi pemerintahan di dalam pemerintahan di Ekuador," ujar permulaan surat itu.

"Kami telah menyaksikan orang-orang digantung di jembatan, pembunuhan di atas sepeda motor, pemerkosaan di pusat perbelanjaan dan di bus sekolah. Apa lagi yang Anda ingin kami lakukan untuk membela diri? Seorang Presiden adalah pelindung rakyatnya, tetapi sejauh ini kami belum melihat satu langkah pun yang aman untuk memerangi kejahatan," ujar Viteri.

Lasso mengatakan di akun Twitter, tidak akan membiarkan kejahatan terorganisir mencoba menjalankan negara. Namun dia telah menghadapi perjuangan berat dan kritik atas kurangnya perubahan yang berarti. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler