Nasdem tak Khawatirkan Demokrat Buka Komunikasi dengan Parpol Lain

Nasdem menegaskan, dirinya, PKS, dan Demokrat belum terikat koalisi.

Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakil Ketua Komisi II Saan Mustopa di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/1).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR Saan Mustopa menanggapi kabar yang menyebut Partai Demokrat membuka komunikasi dengan partai politik lain. Menurutnya, hal tersebut tak perlu ditakutkan atau dikhawatirkan karena koalisi terbentuk dalam rangka kepentingan bangsa.

"Nasdem tidak ada sama sekali ketakutan ya, karena kita yakin bahwa kita ingin membangun koalisi ini dalam rangka tadi kepentingan bangsa yang jauh lebih penting ke depannya," ujar Saan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Di samping itu, ia menjelaskan bahwa Partai Nasdem dan Partai Demokrat belum terikat tali koalisi. Meskipun diakuinya, komunikasi kedua partai politik berlangsung intensif dalam beberapa waktu terakhir.

"Karena memang kita belum membangun koalisi secara bersama, jadi ini masih sifatnya yang masing-masing ya. Silakan berkomunikasi, jadi tidak ada ikatan," ujar Saan.

Adapun dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasdem juga mengaku menjalin komunikasi yang intensif. Bahkan, kedua partai disebut telah membuat kesepahaman. Kendati sudah membuat kesepahaman, ia mengatakan bahwa Partai Nasdem dan PKS juga belum terikat koalisi. Alasannya, masih banyak hal-hal yang harus disamakan oleh kedua partai.

"Kalau misalnya partai-partai yang belum menentukan koalisi juga melakukan komunikasi, dan itu memang hal yang biasa, dan Nasdem tidak merasa keberatan terkait dengan soal itu," ujar Saan.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengatakan bahwa ihwal koalisi Pemilu 2024 masihlah sangat cair. Ia menyebut, kerja sama politik partai berlambang mercy masihlah misteri dan belum akan diungkapkan.

"Semua masih misteri, dan masih cair, dan kita lihat di hari-hari terakhir dalam pendaftaran nantinya," ujar Ibas di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Koalisi untuk Partai Demokrat, jelas Ibas, tak terbatas kepada satu atau dua partai politik saja. Menurutnya, koalisi yang terdiri dari banyak partai diperlukan jika calon presiden (capres) yang diusung terpilih menjalankan pemerintahan periode selanjutnya.

"Kita ketahui dari masa, periode ke periode, koalisi yang besar pun dibutuhkan. Karena setelah terjadinya pemerintahan di akan datang, ya tentu koalisi-koalisi juga membutuhkan tenaga dan energi yang lebih luas," ujar Ibas.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler