Seberapa Siap Indonesia Mengadopsi Layanan 5G?

Tak sedikit masyarakat yang khawatir akan bahaya radiasi 5G bagi kesehatan.

network /Vidita
.
Rep: Vidita Red: Partner
Pixabay/Mohammed Hassan

Jaringan telekomunikasi semakin hari kian berkembang, setelah kemunculan jaringan 4G pertama kali di Norwegia pada akhir 2009. Saat ini dunia, termasuk Indonesia telah memasuki era 5G.


Teknologi 5G pertama kali hadir di Korea Selatan pada 2019 dan diresmikan di Indonesia pada 27 Mei 2021. Sejak pertengahan tahun lalu, 5G secara resmi hadir di Indonesia.

Layanan konektivitas terbaru ini pun hadir dengan menjanjikan kecepatan yang jauh lebih tinggi, latensi supersingkat, dan kecepatan unggah dan unduh yang sekejap saja. Beberapa waktu lalu, Populix meluncurkan laporan survei berjudul “Mobile Phone Usage and 5G Network Projection” yang membahas tentang penggunaan ponsel serta masa depan jaringan 5G di kalangan masyarakat Indonesia.

Survei dilakukan terhadap 1.000 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun pada 4-14 Juli 2022. Hasilnya, Di tengah maraknya perkembangan jaringan 5G di Indonesia, 79 persen orang yang disurvei mengatakan, mereka sudah mengetahui tentang jaringan 5G.

Namun, 12 persen responden lainnya mengatakan ragu-ragu dan sembilan persen mengatakan, tidak mengetahui seputar jaringan generasi kelima ini. Di kalangan orang-orang yang sudah mengetahui tentang 5G, koneksi internet yang cepat merupakan keunggulan 5G yang paling dikenal.


Pixabay/ADMC

Kecepatan koneksi internet tersebut, ditambah dengan kapasitas internet yang lebih besar, menjadi dua alasan utama yang mendorong 92 persen responden, mempertimbangkan untuk berpindah menggunakan jaringan 5G di masa depan. Bahkan untuk menggunakan jaringan 5G, masyarakat juga berencana membeli ponsel yang mendukung jaringan 5G seperti Samsung (59 persen), iPhone (41 persen), dan Oppo (22 persen).

“Teknologi 5G menawarkan berbagai keunggulan yang sukses membuat masyarakat berencana untuk meng-upgrade ke jaringan 5G. Tingginya minat masyarakat ini mendorong operator seluler dan perusahaan ponsel untuk memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ke depannya,” ujar Jonathan Benhi selaku co-founder dan CTO Populix.

Menariknya, di tengah antusiasme masyarakat mengenai jaringan 5G. Sebanyak delapan masyarakat mengatakan tidak mau menggunakan jaringan 5G dikarenakan akses internet yang masih terbatas (53 persen), biaya yang lebih mahal (39 persen), belum familiar dengan teknologinya (36 persen). Tak hanya itu, ada pula kekhawatiran dengan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan (17 persen).

Untuk itu, menurut Jonathan, dalam upaya adopsi teknologi 5G di masa depan, sangat diperlukan sinergi dari berbagai pihak. Seperti, pemerintah, penyedia layanan, hingga lembaga-lembaga masyarakat untuk melakukan sosialisasi seputar jaringan 5G agar masyarakat teredukasi dengan lebih baik.

sumber : https://digitaldonat.republika.co.id/posts/172133/seberapa-siap-indonesia-mengadopsi-layanan-5g-
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler