BIPA UMM Kenalkan Indonesia kepada Mahasiswa Asing Lewat Batik
BIPA UMM mengenalkan cara pembuatan kain batik kepada mahasiswa asing
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengenalan budaya Indonesia kepada mahasiswa asing di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tak hanya terbatas pada bahasa. Lembaga Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencoba mengenalkan kain batik serta cara pembuatannya kepada para mahasiswa asing di LPK Batik Soendari, Jumat (12/8/2022).
Kepala BIPA UMM, Arif Budi Wurianto menjelaskan, untuk memperlancar proses belajar para mahasiswa asing di UMM, pengenalan budaya merupakan salah satu hal yang penting. Berdasarkan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), para mahasiswa asing harus belajar tentang budaya dan bahasa Indonesia selama satu tahun. "Ini perlu dilakukan sebelum memulai proses perkuliahan," katanya.
Untuk belajar di Indonesia, mahasiswa asing akan diberikan pelajaran bahasa di kelas. Namun di sisi lain juga ada pembelajaran budaya maupun aktivitas seperti mengunjungi wisata-wisata lokal. Pada kesempatan kali ini, mereka diajari untuk membuat kreasi kain batiknya sendiri.
Ada pun program membatik tersebut, salah satu staf BIPA UMM Sri Ayu Ramadhani menjelaskan, para mahasiswa dikenalkan pada dua tipe batik, yaitu batik cap dan batik tulis. Cara pembuatan batik cap hanya dengan menempelkan pola yang telah ada ke kain. Sementara itu, cara pembuatan batik tulis dengan menggambarkan pola pada kain menggunakan canting dan malam.
Pada batik cap disediakan dua pola yaitu apel dan topeng yang khas dengan budaya Malang. Lalu untuk batik tulisnya ada tulisan dirgahayu Indonesia yang disediakan dalam dua gaya tulisan yang berbeda. "Hasil dari kelas membatik ini nantinya akan dikirim ke mahasiswa asing setelah melalui proses pengeringan,” ungkapnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.
Sementara itu, salah satu mahasiswa asing Aminata Dao mengatakan, program membatik ini sangat menyenangkan. Ia juga mengatakan akan mempelajari cara membatik lebih dalam di luar kelas yang telah disediakan.
Meskipun sempat mengalami kendala karena harus menggambar pola yang detail dan kecil, dia menilai proses belajar membatik ini sangat seru. Namun dia menyayangkan waktu untuk belajar hanya beberapa jam. "Oleh karenanya, saya ingin belajar lebih dalam lagi tentang membatik di luar program kelas ini,” kata mahasiswa asal Afrika Barat tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Aminata menceritakan berbagai pengalaman belajarnya selama enam bulan di Indonesia. Selain belajar bahasa di kelas, ia juga di ajak untuk mengenal budaya dan sejarah Indonesia di luar kampus. Hal ini juga membantunya untuk mengasah kemampuan berbahasa Indonesia dengan masyarakat luar.
Menurut dia, belajar di BIPA UMM sangat menyenangkan. Hal ini karena dia bisa menjadi lebih mengerti akan kebudayaan dan bahasa Indonesia. Sebab itu, dia sangat menantikan program-program dari BIPA selanjutnya.