Adhi Karya Kantongi Pendapatan Rp 6,3 Triliun pada Semester I 2022
Adhi Karya cetak laba Rp 10,2 miliar naik 23,5 persen di Semester I 2022
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) membukukan kinerja positif sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Per 30 Juni 2022, ADHI mencetak pendapatan (revenue) sebesar Rp 6,3 triliun atau naik sebesar 42,3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp 4,4 triliun.
ADHI mencetak laba kotor sebesar Rp 699,3 miliar. Dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba selama semester I 2022 sebesar Rp 10,2 miliar atau naik sebesar 23,5 persen dari laba bersih periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 8,3 miliar.
"Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan ADHI tetap bertumbuh di tengah kondisi recovery Covid-19 dan dampak kenaikan harga bahan baku," kata Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (23/8).
Total aset ADHI pada semester I 2022 mencapai Rp 39,2 triliun. Liabilitas ADHI pada semester I tahun 2022 mencapai Rp 33,2 triliun, atau turun dibandingkan akhir tahun 2021 yang mencapai Rp34,2 triliun.
Sedangkan ekuitas ADHI pada semester I 2022 sebesar Rp 6,1 triliun atau naik 7,2 persen dibandingkan dibandingkan akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 5,7 triliun. Kenaikan ekuitas ini salah satunya berasal dari IPO Anak Usaha ADHI, yaitu PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) pada bulan Februari 2022.
Penurunan liabilitas dan kenaikan ekuitas di semester I tahun 2022 ini mengindikasikan ADHI tengah berupaya untuk terus melakukan penguatan struktur permodalan dan mengendalikan rasio likuiditas.
Dari sisi cash in pada semester I 2022, ADHI menerima realisasi pembayaran untuk pekerjaan dua proyek besar yang sedang dikerjakan antara lain Proyek LRT Jabodebek Fase I sebesar Rp1,6 triliun (termasuk PPN) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Selain itu, ADHI juga mendapatkan cash in dari pekerjaan proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh sebesar Rp1,2 triliun (termasuk PPN) dari PT Hutama Karya (Persero). Pembayaran kedua proyek besar tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas ADHI untuk mendukung percepatan penyelesaian proyek-proyek ADHI khususnya Proyek Strategis Nasional.
Proyek Pembangunan LRT Jabodebek diharapkan menjadi salah satu alternatif pengurai kemacetan di Ibu Kota Jakarta dengan kota penyangganya. Kemudian untuk proyek
pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh diharapkan dapat menjalin konektivitas di Pulau Sumatera Wilayah Utara. Kedua proyek ini diharapkan dapat meningkatkan arus orang, barang dan jasa, serta kehidupan perekonomian agar tercipta efisiensi ekonomi.