Alami Kekeringan Terburuk, Eropa Alami Penurunan Hasil Panen

Hasil panen rata-rata jagung, jagung, dan kedelai diperkirakan turun 15 persen.

AP/Anna Szilagyi
Komisi Eropa memperkirakan hasil panen rata-rata jagung, jagung, dan kedelai turun 15 persen. Penurunan ini akibat wilayah Eropa mengalami kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Komisi Eropa memperkirakan hasil panen rata-rata  jagung, jagung, dan kedelai turun 15 persen. Penurunan ini akibat wilayah Eropa mengalami kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.

"Kekeringan saat ini tampaknya masih menjadi yang terburuk sejak setidaknya 500 tahun," ujar Riset Gabungan Komisi Eropa memperingatkan dalam laporan terbarunya dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (24/8/2022).

Menurut penelitian tersebut, defisit curah hujan yang parah mempengaruhi pertanian dan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Kondisi tersebut menciptakan situasi yang mengkhawatirkan dengan 64 persen wilayah Uni Eropa (UE) berada di bawah peringatan atau siaga.

Vegetasi dan tanaman menunjukkan efek negatif dari kekeringan di 17 persen dari UE. Sementara kelembaban tanah defisit hingga 47 persen di wilayah blok tersebut.

Komisi UE memperkirakan hasil jagung, kedelai, dan bunga matahari masing-masing, 16 persen, 15 persen, dan 12 persen lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata lima tahunan karena kekeringan yang berkepanjangan. Kurangnya curah hujan juga mempengaruhi hampir semua sungai di seluruh Eropa, menyebabkan kesulitan di sektor energi dan transportasi.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler