Protes Soal Penghinaan Nabi Muhammad Berlanjut di Hyderabad India
Pembebasan Raja Singh membuat Muslim India merasa tidak mendapat keadilan.
REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Aksi protes berlanjut di Kota Hyderabad, negara bagian Telangana, India, terkait kasus penistaan agama. Warga memprotes seseorang yang diduga melakukan penistaan agama yang malah dibebaskan.
Orang tersebut adalah anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP). Dia ditangkap karena membuat pernyataan menghina Nabi Muhammad SAW pada Selasa (23/8/2022). Muslim di Hyderabad segera bertindak.
Pada Senin (22/8/2022), anggota parlemen bernama Thakur Raja Singh itu merilis sebuah video yang menunjukkan dia membuat komentar menghina Nabi Muhammad. Protes pecah di beberapa lokasi yang menuntut penangkapannya.
Setelah ditangkap, Singh keluar dari penjara pada Selasa (23/8/2022) malam setelah pengadilan setempat memberinya jaminan. Protes pun kembali pecah setelah Singh dibebaskan.
Abdul Kader Saani, penjaga sebuah kuil di Hyderabad mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa protes memang berlanjut sepanjang malam di beberapa tempat di kota. Akan tetapi, protes tetap berjalan damai.
"Satu-satunya tuntutan dari semua orang adalah bahwa tindakan tegas harus diambil terhadapnya (Singh). Dia berulang kali membuat pernyataan yang menghina Islam,” kata Saani, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (24/8/2022).
Moulana Muzaffar Hussain Khan, ulama lain yang berbasis di Hyderabad mengatakan, pembebasan Singh bukanlah perkembangan yang baik. Khan mengimbau pemerintah negara bagian mengambil tindakan tegas pada Singh sekaligus meminta orang-orang yang melakukan aksi protes untuk tidak mengambil tindakan hukum sendiri.
"Pernyataannya bertujuan mengganggu kerukunan hidup bersama di sini. Ketika dia ditangkap, semua orang puas. Tapi, dia mendapat jaminan dalam beberapa jam dan orang-orang kembali turun ke jalan," kata Khan.
Ketika komentar Singh menuai kecaman dari beberapa pihak, partai yang berkuasa memerintahkan penangguhan anggota parlemen dari partai. Itu tetap berlaku sambil menunggu jalannya penyelidikan.
Jamiat Ulama-i-Hind, organisasi sosial-keagamaan Muslim terbesar di India, menyebut pernyataan menghina anggota parlemen itu sangat memalukan dan mengejutkan. "Penangkapan Raja Singh dan tindakan disipliner oleh partai adalah kebutuhan saat ini. Namun, itu tidak cukup sampai pelanggar tersebut diberi hukuman yang patut," bunyi pernyataan Jamiat.