Peringatan Keras Megawati kepada Kader PDIP Ditujukan ke Siapa?

Megawati mengaku banyak kader yang menilai dirinya galak dalam memimpin PDIP.

istimewa
Megawati Soekarnoputri memperingatkan kader PDI Perjuangan agar tidak bermanuver jelang Pilpres 2024. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rizkyan Adiyudha

Baca Juga


Dalam acara peresmian Gelombang VI kantor baru PDI Perjuangan (PDIP) secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022), Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan peringatan keras kepada kader jelang Pilpres 2024. Ia mempersilakan kader yang ingin 'menyeberang' ke partai lain asalkan tidak menjadi beban PDIP.

"Kalau mau ikut partai lain, silakan. Ini demokrasi kok; tapi jangan menjadi beban dalam partai kita, organisasi kita," tegasnya.

Megawati mengaku banyak kader yang menilai dirinya galak dalam memimpin PDIP. Namun, sifat galaknya itulah, yang menurut Megawati telah mengantarkan PDIP menang pemilu dua kali berturut-turut.

"Sepanjang saya jadi ketua umum kalian, saya dibilang galak. Saya ketua umum. Kalau ketua umum enggak galak, tidak akan PDI Perjuangan bisa menang dua kali. Kalian itu maunya apa? Mau jadi apa? Jawab ya. Saya akan minta pertanggungjawaban kalian. Saya akan minta satu per satu sebelum kita tempur di 2024. Fair lho, jadi bisa mikir," kata Megawati.

 

Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengingatkan internal partai bahwa kemenangan dalam pemilu terjadi karena pilihan rakyat. Sehingga, seluruh kader tidak boleh lupa diri dan tidak menjadi beban partai.

"Jangan lupa lho. Kamu pikir kamu yang memenangkan? Rakyat yang memenangkan, rakyat yang memenangkan. Sekali lagi rakyat yang memenangkan, yang mencintai PDI Perjuangan," kata Megawati. 

Megawatijuga meminta para kader PDIP, termasuk yang duduk di lembaga eksekutif dan legistlatif, untuk tidak lupa atas harapan-harapan rakyat pada partai banteng moncong putih itu.

"Kalau sekarang kalian lalu mengubah diri dari seorang yang tadinya masuk sebagai rakyat biasa, berkehidupan sederhana, terus mulai ketika terjadi perubahan dengan sebuah harapan menjadi kalangan menengah, mulai lupa," tambahnya.

Dia mengingatkan seluruh kader partai untuk bersiap menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024. Ia pun memerintahkan para kader PDIP untuk menggelorakan semangat dalam menyejahterakan rakyat dan memenangkan Pemilu 2024.

"Ingat, tahun pemilu 2024, semua partai sudah siap-siap. Sampai saya banyak yang menanyakan, 'Kok Ibu tenang-tenang saja?' Dari sisi kesiapan organisasi, Saya yakin sudah siap; yang belum itu kankesiapan orang-orangnya. Lha ini saya gembleng sekarang," katanya.

 


 

Pengamat politik, Jerry Massie, berpendapat, pernyataan keras Megawati kepada kader PDIP yang bermanuver politik adalah hal yang wajar. Ia mengatakan, pernyataan keras Megawati mengandung arti yang mendalam.

 

"Wajar saja, Mega yang membuat parpol ini besar sampai mengoleksi 128 anggota DPR dan 215 kepala daerah di Indonesia," kata dia, saat dikonfirmasi, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, seluruh kader PDIP harus menghargai perjuangan Megawati membesarkan partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Jadi kalau ada yang tersinggung bukan bagian PDI Perjuangan. Saya pahami partai ini didirikan Megawati adalah bagian parpol reformasi dan prodemokrasi. Jadi antara Mega dan pasukannya harus linear satu garis partai," kata dia.

Menurut Jerry, sebagai petugas partai politik maka kader PDIP harus tunduk pada aturan partai. "Jadi pesan Mega agak keras, narasinya kalau ada yang coba-coba bermain politik dua kaki dan membangkang bahkan menolak Puan sebagai capres segera angkat kaki," katanya.

Ia menduga ada kader PDI Perjuangan yang masuk kelompok pro Ganjar yang menginginkan Ganjar menjadi capres dari PDI Perjuangan. Namun, Megawati menginginkan agar Puan Maharani yang diusung sebagai calon presiden.

"Kali ini saya pikir Mega akan mengusung Puan," kata Massie.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan bahwa jabatan dan pangkat tidak seharusnya dikejar. Menurutnya, menjadi seroang pemimpin yang baik itu tidak dilihat dari keinginan tetapi dari konsistensi menjaga amanah dan melayani masyarakat.

"Jabatan, pangkat, jangan dikejar-kejar. Itu amanah," kata Ganjar Pranowo saat menjawab pertanyaan seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, dalam sebuah dialog pada Jumat (26/8/2022).

Ganjar kemudian menceritakan bahwa sebelum menjadi gubernur, dia lebih dulu menjadi anggota DPR RI. Setidaknya ia menjadi anggota DPR dua periode hingga akhirnya di tengah periode kedua ditunjuk untuk maju pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2013 lalu.

"Saya itu dulu anggota DPR dua periode. Periode kedua belum selesai, saya diperintah. Saya tidak pernah minta jadi gubernur, berat. Kepada dua lawan politik dulu saya bilang, nggak usah jadi gubernur, saya saja. Lho kan ini berat," katanya berseloroh.

Politisi PDIP itu kemudian menjelaskan, bahwa menjadi pemimpin itu harus konsisten dalam melayani masyarakat. Dia menyebutkan bahwa hal itu juga sudah dia tunjukkan selama memimpin Jateng.

"Saya konsisten lho sampai hari ini. Apa dan di mana ada yang melapor, saya ladeni sendiri," katanya.

Ganjar dikenal kerap membuka lebar layanan laporan melalui berbagai kanal. Mulai dari media sosial hingga berbagai aplikasi yang memudahkan masyarakat. Menurutnya, media sosial menjadi tempat paling efektif dalam memberikan layanan dan informasi kepada masyarakat. Bukan hanya sekadar untuk cerita narsis seseorang.

"Kalau lihat media sosial saya, itu yang saya gunakan dan mengekspresikan cara kerja saya dengan receh. Bahkan saya mewajibkan seluruh dinas di Pemprov memiliki media sosial, semua punya dan sudah terverifikasi semua," katanya.

 

Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler