Pink Floyd Dikabarkan Hasilkan Rp 7 Triliun dari Penjualan Katalog Lagu
Pink Floyd dikabarkan sudah menjual seluruh katalog musiknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup music rock asal Inggris Pink Floyd dikabarkan akan menghasilkan uang sebanyak 400 juta pounsterling atau sekitar Rp 7 triliun dari penjualan katalog belakang mereka. Rocker legendaris itu terungkap dalam sebuah pembicaraan pada Mei lalu untuk menjual seluruh katalog mereka dengan potensi harga penjualan yang fantastis.
Dilansir dari The Times, Sabtu (27/8/2022), band tersebut mencari penjualan 400 juta poundsterling untuk seluruh katalog belakang mereka, dengan grup ekuitas swasta Blackstone berjuang dengan label besar Sony, Warner, BMG, dan yang lainnya untuk membuat kesepakatan.
Penjualan yang akan mencakup lagu-lagu Pink Floyd dan rekaman master terjadi setelah mereka bersatu kembali pada awal tahun ini untuk lagu baru ‘Hey, Hey, Rise Up!’, materi orisinal pertama bank ini sejak album ‘Division Bell’ tahun 1994. Lagu tersebut dirilis untuk menarik perhatian pada invasi Rusia ke Ukraina dan untuk mengumpulkan dana bagi mereka yang terkena dampak perang dengan semua hasil dari lagu tersebut disumbangkan untuk Bantuan Kemanusiaan Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, David Gilmour, yang memiliki keluarga Ukraina, menjelaskan bahwa band ini merilis lagu untuk menarik perhatian pada perang dan untuk mengumpulkan uang demi upaya kemanusiaan.
“Kami ingin menyatakan dukungan kami untuk Ukraina dan dengan cara itu, menunjukkan bahwa sebagian besar dunia berpikir bahwa adalah salah total bagi negara adidaya untuk menyerang negara demokratis independen yang telah menjadi Ukraina,” kata Gilmour.
Orang-orang seperti Neil Diamond, Sting, Bob Dylan, ZZ Top, Tina Turner dan Stevie Nicks semuanya telah menjual katalog belakang mereka baru-baru ini. Banyak artis – termasuk Neil Young, Blondie, Shakira dan Lindsey Buckingham dan Christine McVie dari Fleetwood Mac – semuanya telah menjual hak atas katalog mereka melalui Hipgnosis Song Fund. CEO perusahaan Merck Mercuriadis menjelaskan kriterianya untuk membeli katalog tahun lalu.