Banjir di Utara Pakistan Paksa Puluhan Ribu Orang Mengungsi

Tiga puluh juta orang terdampak akibat banjir di banyak daerah di Pakistan.

AP/Zahid Hussain
Seorang wanita menggunakan koper untuk menyelamatkan barang-barang yang dapat digunakan dari rumahnya yang dilanda banjir di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, Kamis, 25 Agustus 2022.
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Puluhan ribu penduduk Pakistan bagian utara terpaksa mengungsi karena banjir dari luapan sungai yang menghancurkan jembatan, Jumat (27/8/2022). Hujan lebat memicu banjir bandang di seluruh wilayah Pakistan.

Banjir bandang di provinsi bagian utara, Khyber Pakhtunkhwa, menyusul meluapnya Sungai Kabul yang menyapu sebuah jembatan besar dalam semalam. Jembatan memutus beberapa distrik dari akses jalan.

Di hilir, kekhawatiran banjir di sekitar tepi sungai mendorong sekitar 180 ribu orang di distrik Charsadda meninggalkan rumah mereka. Beberapa penduduk menghabiskan malam di jalan raya dengan ternaknya.

Menteri perubahan iklim negara mengatakan, hujan monsun dan banjir di Pakistan mempengaruhi lebih dari 30 juta orang selama beberapa pekan terakhir. Ia menyebut situasi ini merupakan bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim dengan proporsi yang buruk.

Militer telah bergabung dengan otoritas nasional dan provinsi negara itu dalam membantu penanganan banjir. Panglima militer Pakistan pada Sabtu mengunjungi provinsi selatan Balochistan, yang dilanda hujan lebat.

"Rakyat Pakistan adalah prioritas kami dan kami tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk membantu mereka di masa sulit ini," kata panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa.

Para pemimpin Pakistan telah meminta bantuan masyarakat internasional dan berencana untuk meluncurkan dana banding internasional. Kementerian luar negeri mengatakan Turki telah mengirim tim untuk membantu upaya penyelamatan. "Besarnya bencana lebih besar dari perkiraan," kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif setelah mengunjungi daerah banjir.

Di negara tetangga Afghanistan, pemerintahan Taliban juga meminta bantuan setelah banjir di provinsi tengah dan timur Korban tewas akibat banjir bulan ini di Afghanistan telah meningkat menjadi 192 jiwa.

Ribuan ternak telah terbunuh dan 1,7 juta pohon buah-buahan hancur karena banir. Bencana ini meningkatkan kekhawatiran tentang bagaimana keluarga akan memberi makan diri mereka sendiri di bulan-bulan yang lebih dingin sementara negara itu menghadapi krisis ekonomi.

"Kami meminta organisasi kemanusiaan, komunitas internasional dan organisasi serta yayasan terkait lainnya untuk membantu kami," kata wakil direktur kementerian bencana Afghanistan, Sharafudden Muslim.
"Lebih dari satu juta keluarga membutuhkan bantuan," jelasnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler