350 Ternak di Garut Mati Akibat PMK

Pemkab Garut memberi dana kerohiman untuk peternak yang hewannya mati karena PMK.

istimewa
350 Ternak di Garut Mati Akibat PMK. Foto: Petugas melakukan peneriksaan terhadap hewan yang diduga terjangkit PMK di wilayah Kabupaten Garut.
Rep: Bayu Adji Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Sejak awal penyakit mulut dan kuku (PMK) melanda, terdapat lebih dari 5.000 ekor ternak di Kabupaten Garut yang terpapar. Ratusan ekor di antaranya bahkan dilaporkan mati dan dipotong bersyarat akibat tertular penyakit tersebut.

Baca Juga


Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani, mengatakan, berdasarkan data hingga Sabtu (27/8/2022), terdapat 5.934 ekor ternak yang bergejala PMK. Dari total keseluruhan ternak yang bergejala PMK, terdapat totalnya 383 ekor ternak yang mati dan dipotong bersyarat.

"Ada 350 ekor ternak yang mati dan 333 ekor dipotong bersyarat," kata dia melalui keterangan resmi, Ahad (28/8/2022).

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah menyalurkan dana kerohiman atau kompensasi kepada peternak yang ternaknya mati akibat PMK. Dana kerohiman itu telah diberikan untuk 174 ekor ternak dari 130 orang peternak.

Sofyan menyebutkan, besaran dana kerohiman yang diberikan adalah Rp 5 juta untuk hewan ternak besar (sapi atau kerbau) dewasa, Rp 3 juta untuk hewan ternak besar muda, dan Rp 1 juta untuk hewan ternak kecil (domba atau kambing). Total dana kerohiman yang diberikan hingga saat ini mencapai sekitar Rp 692 juta.

"Itu bersumber dari BTT APBD Kabupaten Garut," kata dia.

Kendati hewan ternak yang mati akibat PMK di Kabupaten Garut cukup banyak, Sofyan mengatakan, hewan ternak yang sembuh jauh lebih banyak. Ia menyebutkan hingga kini terdapat 4.138 ekor ternak di Garut sembuh dari PMK

"Tim satgas terus melakukan langkah penanganan PMK seperti karantina wilayah, biosekuriti, pengobatan ternak bergejala PMK, vaksinasi PMK, penyemprotan disinfektan di area kandang yang terdampak, dan lain-lain," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler