Dirut Pertamina: Kami Masuk ke Bisnis Baterai Swap Sasar Motor Listrik

Ini merupakan wujud dukungan Pertamina dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik

Republika/Intan Pratiwi
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau Green Energy Station milik PT Pertamina (Persero) di Denpasar, Bali, Selasa (30/8).
Rep: Intan Pratiwi Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- PT Pertamina (Persero) melihat pasar baterai swap di tengah tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik menjadi ceruk bisnis baru. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, langkah ini merupakan salah satu ekspansi bisnis Pertamina di sisi hilir.

Sekaligus, kata Nicke, ini merupakan wujud dukungan Pertamina dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik dalam rangka mencapai target Net Zero Emission di Indonesia pada 2060 mendatang. Nicke menjelaskan Pertamina menggandeng Grab untuk kerja sama Baterai Swab ini.

"Kita pahami pasar roda dua agak sulit baterai cas di rumah konsep kita jual baterai swap berikan kemudahan bagi kendaraan motor. untuk diawal kerja sama dengan perusahaan dengan grab di bali kalau ini sudah terbangun akan berikan kemudahan ke masyarakat," ujar Nicke di SPBU Hayam Wuruk, Denpasar Bali, Selasa (30/8/2022).

Nicke menjelaskan Pertamina akan memasifkan unit penukaran baterai bagi pengguna motor listrik ini. Targetnya, pada tahun ini ada 100 unit baterai swab yang bisa terbangun di seluruh Indonesia.

Nicke menjelaskan untuk menjawab pasar kebutuhan baterai dari motor listrik ini, Pertamina bekerja sama dengan Himbara dan Grab memberikan kemudahan leasing baterai dan motor listrik bagi para driver Grab. "Jadi kami tawarkan paket leasing motor listrik yang nantinya para pemilik kendaraan hanya perlu mengeluarkan Rp 60 ribu sehari selama tiga tahun yang nantinya, motor tersebut sah menjadi milik pengendara," ujar Nicke.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai, langkah Pertamina dalam masuk ke bisnis hilir baterai swab memang harus dilakukan. Apalagi, kedepan bisnis oil and gas bukan lagi yang utama. Maka, adaptasi Pertamina dalam melihat pasar menjadi hal penting.

"Pertamina harus antisipasi tantangan usaha jangka panjang melihat sumber yang ada di kita sumber migas makin turun alternatif apa yang harus dipakai? Sekarang minyak buat transportasi nah sudah ada jawabannya untuk bisa mengganti minyak dengan listrik. ini akan bertahap ke arah baterai," ujar Arifin di kesempatan yang sama.

Arifin juga menilai, langkah kolaboratif ini sebagai upaya bersama dalam menekan angka ketergantungan impor minyak mentah. Dengan begitu, secara langsung pemerintah juga bisa mengantongi efisiensi. "Ini memang butuh kolaborasi sehingga ujungnya adalah efisiensi nasional. Kita dorong bersama demand kendaraan listrik ini," ujar Arifin.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler