Kemenkeu: Investor Minati Seri Tenor Panjang pada Lelang SUN

Pemerintah melelang tujuh seri SUN.

Tim Infografis Republika.co.id
Lelang Surat Utang Negara (SUN).
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat tingginya minat investor pada seri Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor jangka panjang telah mempengaruhi hasil lelang SUN rutin pada Selasa (30/8/2022). "Dibandingkan lelang sebelumnya, minat investor pada lelang kali ini didominasi oleh SUN dengan tenor yang lebih panjang," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu, Deni Ridwan di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga


Ia mengatakan persentase SUN dengan tenor 11 tahun (FR0096) dan 21 tahun (FR0097) mencapai 57,53 persen dari total penawaran masuk dan 67,63 persen dari total awarded bids. Menurut dia, incoming bids terbesar terjadi tenor 11 tahun yaitu sebesar Rp17,85 triliun atau 37,79 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar Rp5,65 triliun atau 29,74 persen dari total awarded bids.

Sementara itu, jumlah penawaran dari investor asing tercatat lebih rendah dari lelang sebelumnya menjadi Rp6,35 triliun, meski penawaran tersebut masih lebih tinggi dari rata-rata sejak awal tahun yaitu Rp6,13 triliun.

"Minat investor asing mayoritas pada seri SUN tenor 11 dan 21 tahun yaitu Rp3,34 triliun atau 52,69 persen dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp1,77 triliun atau 9,32 persen dari total awarded bids," kata Deni.

Secara umum, level WAY yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini cenderung mixed mengikuti perkembangan pasar terkini. Untuk SUN seri FR0096, WAY yang dimenangkan lebih tinggi 12bps dibandingkan dengan WAY lelang sebelumnya.

"Namun untuk SUN seri FR0097, WAY yang dimenangkan lebih rendah 5bps dibandingkan dengan WAY lelang sebelumnya," katanya.

Secara keseluruhan, Deni memastikan kondisi lelang kali ini dipengaruhi situasi pasar keuangan global yang dipengaruhi oleh ekspektasi sikap hawkish The Fed untuk rapat FOMC mendatang, normalisasi tingkat suku bunga di zona Eropa dan perlambatan ekonomi AS dan China.

Dengan penawaran masuk mencapai Rp47,25 triliun atau 2,49 kali dari target indikatif, pemerintah memenangkan permintaan sebesar Rp19 triliun atau sesuai target indikatif, mengingat yield SBN wajar di pasar sekunder serta kondisi pasar masih volatile beberapa waktu kedepan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler