Kasus Anak Telan Baterai Kancing Meningkat Lebih dari 2x Lipat Sejak 2010
Baterai bekas pun masih berbahaya bagi anak ketika tertelan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru menemukan tingkat kunjungan anak-anak ke ruang gawat darurat per tahun terkait baterai mengalami peningkatan. Bahkan, angkanya mencapai lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya.
Para peneliti yang menganalisis catatan dari database cedera memperkirakan dari 2010 hingga 2019, anak-anak berusia 18 tahun ke bawah melakukan lebih dari 70 ribu kunjungan UGD terkait baterai yang tertelan atau dimasukkan ke dalam mulut, hidung, atau telinga. Itu dibandingkan dengan perkiraan 68 ribu selama dua dekade sebelumnya, yakni antara 1990 hingga 2009, menurut laporan yang diterbitkan di Pediatrics.
"Studi kami menunjukkan bahaya tersembunyi di rumah adalah baterai, terutama baterai kancing," ungkap penulis pertama studi tersebut, Mark Chandler, rekan peneliti senior di Safe Kids Worldwide, sebuah kelompok nirlaba yang bekerja untuk melindungi anak-anak dari cedera yang dapat dicegah.
Dikutip dari NBC News, Senin (30/8/2022), baterai kancing adalah baterai berbentuk cakram kecil yang digunakan untuk memberi daya pada semakin banyak perangkat, termasuk remote, mainan, jam tangan, dan gantungan kunci. "Banyak perangkat memiliki kompartemen baterai yang tidak akan dianggap aman dari jangkauan anak-anak," ujar Chandler.
Itulah mengapa sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengetahui cara menyimpan baterai yang tidak dipakai dan perangkat bertenaga baterai. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
"Orang tua mungkin tidak menyadari bahwa baterai kecil jauh lebih berbahaya untuk ditelan anak-anak daripada benda kecil lainnya," kata Dr Mary Beth Howard, dokter pengobatan darurat pediatri di Johns Hopkins Children's Center yang juga asisten profesor pediatri di Johns Hopkins School of Medicine.
Howard mengingatkan baterai kancing dan baterai lithium sangat berbahaya. Ketika baterai tersebut bersentuhan dengan cairan tubuh, arus dihasilkan, dan itu menghasilkan sejumlah kecil natrium hidroksida, yang juga dikenal sebagai alkali.
Zat ini sangat korosif, dan dapat membakar dan membolongi jaringan. Anda dapat membayangkan bahwa lubang di kerongkongan, perut, saluran telinga atau septum hidung adalah cedera serius yang dapat menyebabkan penyakit dan bahkan kematian dalam beberapa kasus.
"Bahkan, baterai bekas masih bisa berbahaya," ujar Chandler.
Orang tua mungkin mengganti baterai perangkat dan meninggalkan yang lama di meja atau permukaan lain yang mudah dijangkau balita. Mereka berpikir baterai bekas bukan masalah karena sudah mati.
"Masalahnya adalah baterai yang mati itu mengandung muatan sisa yang cukup, dan jika tertelan,dapat menyebabkan kerusakan jaringan," ujar Chandler.
Salah satu metode pembuangan baterai kancing yang lebih aman adalah dengan membungkus baterai secara horizontal dan vertikal dalam dua lapisan selotip segera setelah dilepas dari perangkat untuk dibuang. Ini telah terbukti membantu mengurangi cedera jika tertelan. Baterai yang direkatkan masih harus segera dilepas jika anak menelannya.
Christopher Strother, direktur pengobatan darurat pediatrik di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, mengatakan orang tua harus memperlakukan baterai kancing dengan cara yang sama seperti mereka memperlakukan bahan kimia pembersih atau pisau di dapur.
"Anda harus meletakkannya jauh sehingga anak-anak tidak dapat menjangkau mereka, dan kemudian membuangnya dengan benar. Saya tidak berpikir Anda bisa menghentikan anak-anak memasukkan sesuatu ke dalam mulut mereka," ujar Strother.