Perubahan Puting Payudara Bisa Jadi Tanda Kanker, Kenali Ciri-cirinya
Dokter menekankan pentingnya mengetahui seperti apa payudara terlihat dan terasa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu presenter tersohor di Inggris, Sarah Beeny, mengumumkan dia telah didiagnosis menderita kanker payudara. Saat ini, Beeny sedang menjalani perawatan.
Pakar properti berusia 50 tahun ini terkenal lewat beberapa program di antaranya "Help! My House Is Falling Down" dan "Sarah Beeny's New Life In The Country".
Beeny tidak asing dengan kanker payudara karena kehilangan ibunya karena penyakit tersebut ketika dia baru berusia 10 tahun. Berbicara kepada media The Telegraph, Sarah mengalami "sedikit gangguan" setelah mendengar diagnosis tersebut.
Dokter menekankan pentingnya mengetahui seperti apa payudara Anda terlihat dan terasa seperti biasanya. Dengan begitu, lebih mudah untuk menemukan perubahan yang tidak biasa dan memeriksanya dengan profesional kesehatan Anda.
Sebuah survei di Inggris terhadap wanita menemukan bahwa kurang dari separuh responden berusia di atas 70 tahun menyebutkan satu gejala kanker payudara, selain benjolan. Benjolan adalah tanda peringatan klasik kanker payudara. Namun ada juga beberapa hal lain yang harus diwaspadai.
Perubahan puting payudara dapat menandakan tahap awal penyakit. Hal ini termasuk inversi, keluarnya cairan, dan penebalan kulit puting.
Pakar kesehatan memperingatkan pentingnya bagi wanita untuk mengenal perubahan normal pada tubuh mereka, dan memperhatikan setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Menurut lembaga Cancer Research UK, tingkat kejadian kanker payudara diproyeksikan meningkat sebesar 2 persen di Inggris antara 2014 dan 2035. Ini termasuk 210 kasus di setiap 100 ribu wanita pada 2035.
Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kejadian telah meningkat sebesar 0,5 persen per tahun. Penelitian sebelumnya telah menghitung bahwa 11 persen kasus kanker payudara di Inggris disebabkan oleh alkohol. Minuman keras dapat meningkatkan kadar estrogen dalam aliran darah.
Dalam jangka panjang, paparan estrogen meningkatkan risiko kanker payudara. Setelah menopause, wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki berat badan yang sehat.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara (akibat dari gaya hidup buruk), di antaranya yakni setop asupan alkohol, menjaga berat badan yang sehat, aktif secara fisik, menyusui bayi, dan membatasi terapi hormon pascamenopause.
Badan kesehatan National Health Services (NHS) di Inggris mengatakan, banyak wanita dengan kanker payudara harus mengatasi pengangkatan sebagian atau seluruh payudara, yang bisa sangat menjengkelkan. “Sering kali membicarakan perasaan Anda atau kesulitan lain dengan konselor atau terapis terlatih bisa sangat membantu," kata dia. Anda dapat meminta bantuan semacam ini pada setiap tahap penyakit yang dialami.